Pertanyaan: Apa itu 'Nama Domain' ?
Jawaban: Domain Name System, atau DNS, adalah sistem yang paling diakui untuk menetapkan alamat untuk server web Internet (alias "hosts Internet"). Agak seperti nomor telepon internasional, sistem nama domain membantu untuk memberikan setiap server Internet alamat berkesan dan mudah-mengeja. Bersamaan, nama domain menjaga alamat IP yang benar-benar teknis yang tak terlihat.
Beberapa contoh nama Internet domain :
1. about.com
2. nytimes.com
3. navy.mil
4. harvard.edu
5. monster.ca
6. wikipedia.org
7. japantimes.co.jp
8. dublin.ie
9. gamesindustry.biz
10. spain.info
11. sourceforge.net
12. wikipedia.org
Bagaimana Nama Domain diucapkan
1) Nama domain diatur kanan ke kiri, dengan deskriptor umum ke kanan, dan deskripsi spesifik ke kiri. Hal ini seperti nama keluarga keluarga ke kanan, nama orang tertentu ke kiri. Deskripsi ini disebut "domain".
2) Domain tingkat atas (domain induk) adalah untuk yang paling kanan dari sebuah nama domain. Mid level domain (anak-anak dan cucu) yang di tengah. Nama mesin, sering "www", adalah paling kiri.
3) Tingkat domain dipisahkan dengan titik ("titik").
# Contoh 1 di atas) About adalah domain tingkat menengah,. com adalah domain tingkat atas.
# Contoh 7 di atas) japantimes adalah domain tingkat menengah lebih kecil. . co adalah domain tingkat menengah yang lebih besar. . jp adalah domain tingkat atas.
# Contoh 10 di atas) spanyol adalah domain tingkat menengah,. info adalah domain tingkat atas.
Catatan: Sebagian besar Amerika server menggunakan domain tingkat tiga huruf atas (misalnya "com.", "edu."). Negara selain Amerika Serikat umumnya menggunakan dua huruf, atau kombinasi dua huruf (misalnya "au.", ". ca", ". co.jp").
Sebuah Nama Domain adalah tidak Sama seperti URL
Untuk secara teknis benar, nama domain biasanya bagian dari alamat Internet yang lebih besar disebut sebagai "URL". URL Sebuah masuk ke detail jauh lebih banyak dari nama domain, menyediakan lebih banyak informasi, termasuk alamat halaman tertentu, nama folder, nama mesin, dan bahasa protokol.
Contoh penunjuk halaman, dengan nama domain mereka :
1. http://horses.about.com/od/basiccare/a/healthcheck.htm
2. http://www.nytimes.com/2007/07/19/books/19potter.html
3. http://www.nrl.navy.mill/content.php?P=MISSION
4. http://www.fas.harvard.edu/ ~ hsdept / chsi.html
5. http://jobsearch.monster.ca/jobsearch.asp?q=denver&fn=&lid=&re=&cy=CA
6. http://en.wikipedia.org/wiki/Conradblack
7. http://classified.japantimes.co.jp/miscellaneous.htm
8. http://www.dublin.ie/visitors.htm
9. http://www.gamesindustry.biz/content_page.php?aid=26858
10. http://www.spain.info/TourSpain/Destinos/
11. http://azureus.sourceforge.net/download.php
Sebuah Nama Domain adalah tidak Sama seperti IP Address
Pada akhirnya, nama domain ini dimaksudkan untuk menjadi sebuah "julukan" ramah dan mengesankan saja. Alamat teknis sebenarnya dari host web adalah Internet Protocol Address, atau IP Address
Mengapa Anda Perlu Sebuah Nama Domain?
* Meningkatkan pengenalan nama Anda
* Membuat kemudahan bagi pelanggan anda untuk mengingat alamat Anda
* Menunjukkan anda adalah seorang pemain yang serius internet
* Membantu brand image Anda
* Menambahkan sebuah tingkat kepercayaan dan integritas ke situs Anda
* Banyak mesin pencari menolak untuk halaman daftar dari situs gratis
* Beberapa mesin pencari akan hanya indeks halaman pertama dari situs domain
* Nama Domain yang berisi bantuan 'kata kunci' di mesin pencari yang lebih tinggi peringkat
* Memungkinkan Anda untuk menggunakan alamat domain Anda (www.yourname.com) dan alamat email virtual (yourname@yourname.com) pada kartu nama Anda dan kop surat
* Setelah nama domain telah terdaftar, maka tidak lagi tersedia. Nama-nama domain yang paling populer dan mudah-ingat sedang dilindungi setiap hari, pada tingkat satu nama domain setiap 5 detik!
Pada tingkat itu, dalam waktu dekat, nama domain hanya mengaburkan akan tersedia untuk umum.
* Menghindari orang lain dari mendaftarkan nama yang Anda inginkan.
* Memungkinkan Anda mengubah penyedia layanan email Anda saat ini dan tetap menjaga alamat email yang sama
* Melindungi investasi internet iklan dari kegagalan Internet Service Provider
Cara Memilih Nama Domain:
* Buatlah sesingkat mungkin
* Buatlah selalu diingat
* Memudahkan untuk dieja
* Buatlah dpt diucapkan
* Buatlah nama yang dapat Anda merek
* Buatlah non-confusable dengan nama domain lain
* Buatlah tidak bertentangan dengan merek dagang yang ada
* Buatlah mudah untuk mengatakan
* Buatlah kepercayaan-layak, tidak off-beat (yaitu com. bukannya. atau. itu)
* Buatlah berhubungan langsung dengan baik nama bisnis Anda atau
* Buatlah langsung terkait dengan kata kunci dari industri Anda atau
* Buatlah deskriptif dari konten situs Anda
o Pertimbangkan beberapa nama domain:
o memperoleh nama yang mirip untuk menghindari pesaing membingungkan pelanggan Anda
o memperoleh salah eja nama domain Anda untuk menjaga pesaing dari mengambil keuntungan dari salah ejaan
o memperoleh nama untuk penawaran masa depan (jasa atau produk)
o link ke situs utama Anda dari domain tambahan untuk membantu dalam peringkat mesin pencari (search engine utama menggunakan link popularity dalam algoritma peringkat mereka)
Aldri Fitriansyah
Masoeryo Ajhie
Source : http://netforbeginners.about.com/od/d/f/domain_name.htm
ratihdetrianadenanda
Kamis, 17 Februari 2011
Senin, 01 November 2010
Cara Kerja Sistem Wireless
Tiga komponen yang dibutuhkan dalam jaringan wireless:
1. Sinyal Radio (Radio Signal).
2. Format Data (Data Format).
3. Struktur Jaringan atau Network (Network Structure).
Masing-masing dari ketiga komponen ini berdiri sendiri-sendiri dalam cara kerja dan fungsinya. Ada 7 Model Lapisan OSI (Open System Connection), yaitu:
1. Physical Layer (Lapisan Fisik)
2. Data-Link Layer (Lapisan Keterkaitan Data)
3. Network Layer (Lapisan Jaringan)
4. Transport Layer (Lapisan Transport)
5. Session Layer (Lapisan Sesi)
6. Presentation Layer (Lapisan Presentasi)
7. Application Layer (Lapisan Aplikasi)
Masing-masing dari ketiga komponen yang telah disebutkan di atas berada dalam lapisan yang berbeda-beda. Mereka bekerja dan mengontrol lapisan yang berbeda. Sebagai contoh:
Sinyal Radio (komponen pertama), bekerja pada physical layer, atau lapisan fisik. Lalu Format Data atau Data Format mengendalikan beberapa lapisan diatasnya. Dan struktur jaringan berfungsi sebagai alat untuk mengirim dan menerima sinyal radio.
Lebih jelasnya, cara kerja wireless LAN dapat diumpakan seperti cara kerja modem dalam mengirim dan menerima data, ke dan dari internet. Saat akan mengirim data, peralatan-peralatan Wireless tadi akan berfungsi sebagai alat yang mengubah data digital menjadi sinyal radio. Lalu saat menerima, peralatan tadi berfungsi sebagai alat yang mengubah sinyal radio menjadi data digital yang bisa dimengerti dan diproses oleh komputer.
Bagaimana sinyal radio dapat diubah menjadi data digital?
Prinsip dasar yang digunakan pada teknologi wireless ini sebenarnya diambil dari persamaan yang dibuat oleh James Clerk Maxwell di tahun 1964.
Dalam persamaan itu, dengan gamblang dan jelas Maxwell berhasil menunjukkan fakta bahwa, setiap perubahan yang terjadi dalam medan magnet itu akan menciptakan medan-medan listrik. Dan sebaliknya, setiap perubahan yang terjadi dalam medan-medan listrik itu akan menciptaken medan-medan magnet.
Lebih lanjut Maxwell menjelaskan, saat arus listrik (AC atau alternating current) bergerak melalui kabel atau sarana fisik (konduktor) lainnya, maka, beberapa bagian dari energinya akan terlepas ke ruang bebas di sekitarnya, lalu membentuk medan magnet atau alternating magnetic field.
Kemudian, medan magnet yang tercipta dari energy yang terlepas itu akan menciptakan medan listrik di ruang bebas, yang kemudian akan menciptakan medan magnet lagi, lalu medan listrik lagi, medan magnet lagi, dan seterusnya, hingga arus listrik yang asli atau yang pertama terhenti (terputus, red).
Bentuk energy yang tercipta dari perubahan-perubahan ini, disebut dengan radiasi elektromagnetik (electromagnetic radiation), atau biasa kita kenal sebagai gelombang radio. Itu artinya, radio dapat di definisikan sebagai radiasi dari energi elektromagnetik yang terlepas ke udara (ruang bebas).
Alat yang menghasilkan gelombang radio itu biasa dinamakan TRANSMITTER. Lalu alat yang digunakan untuk mendeteksi dan menangkap gelombang radio yang ada udara itu, biasa dinamakan RECEIVER.
Agar kedua alat ini (transmitter dan receiver) lebih fokus saat mengirim, membuat pola gelombang, mengarahkan, meningkatkan, dan menangkap sinyal radio, ke dan dari udara, maka dibantulah dengan alat lain, yaitu ANTENA.
Berkat persamaan dari Maxwell, transmitter, receiver, serta antena, yang kemudian disatukan dalam semua peralatan wireless LAN itulah, maka komputer bisa berkomunikasi, mengirim dan menerima data melalui gelombang radio, atau biasa disebut dengan wireless netwok.
Begitu banyak stasiun Radio dengan frequency yang berbeda-beda agar tidak saling bertabrakan, gelombang radio yang akan dikirimkan ke udara itu bisa diatur frequencynya. Yaitu dengan cara mengatur atau memodifikasi arus listrik yang berada pada peralatan pengirim dan penerima tadi (transmitter, receiver).
Dan jarak yang menjadi pemisah antar frequency dinamakan SPECTRUM. Lalu, bagian terkecil dari spectrum disebut dengan BAND. Dan untuk mengukur jumlah perulangan dari satu gelombang ke gelombang yang terjadi dalam hitungan detik, digunakanlah satuan HERTZ (Hz).
Hertz, diambil dari nama orang yang pertama kali melakukan percobaan mengirim dan menangkap gelombang radio, yaitu HEINRICH HERTZ. Satu hertz dihitung sebagai jarak antara satu gelombang ke gelombang berikutnya. Dan sinyal radio itu umumnya berada pada frequency ribuan, jutaan, atau milyaran hertz (KHz, MHz, GHz). Dengan mengatur frequency itulah maka sinyal radio bisa tidak saling bertabrakan.
1. Sinyal Radio (Radio Signal).
2. Format Data (Data Format).
3. Struktur Jaringan atau Network (Network Structure).
Masing-masing dari ketiga komponen ini berdiri sendiri-sendiri dalam cara kerja dan fungsinya. Ada 7 Model Lapisan OSI (Open System Connection), yaitu:
1. Physical Layer (Lapisan Fisik)
2. Data-Link Layer (Lapisan Keterkaitan Data)
3. Network Layer (Lapisan Jaringan)
4. Transport Layer (Lapisan Transport)
5. Session Layer (Lapisan Sesi)
6. Presentation Layer (Lapisan Presentasi)
7. Application Layer (Lapisan Aplikasi)
Masing-masing dari ketiga komponen yang telah disebutkan di atas berada dalam lapisan yang berbeda-beda. Mereka bekerja dan mengontrol lapisan yang berbeda. Sebagai contoh:
Sinyal Radio (komponen pertama), bekerja pada physical layer, atau lapisan fisik. Lalu Format Data atau Data Format mengendalikan beberapa lapisan diatasnya. Dan struktur jaringan berfungsi sebagai alat untuk mengirim dan menerima sinyal radio.
Lebih jelasnya, cara kerja wireless LAN dapat diumpakan seperti cara kerja modem dalam mengirim dan menerima data, ke dan dari internet. Saat akan mengirim data, peralatan-peralatan Wireless tadi akan berfungsi sebagai alat yang mengubah data digital menjadi sinyal radio. Lalu saat menerima, peralatan tadi berfungsi sebagai alat yang mengubah sinyal radio menjadi data digital yang bisa dimengerti dan diproses oleh komputer.
Bagaimana sinyal radio dapat diubah menjadi data digital?
Prinsip dasar yang digunakan pada teknologi wireless ini sebenarnya diambil dari persamaan yang dibuat oleh James Clerk Maxwell di tahun 1964.
Dalam persamaan itu, dengan gamblang dan jelas Maxwell berhasil menunjukkan fakta bahwa, setiap perubahan yang terjadi dalam medan magnet itu akan menciptakan medan-medan listrik. Dan sebaliknya, setiap perubahan yang terjadi dalam medan-medan listrik itu akan menciptaken medan-medan magnet.
Lebih lanjut Maxwell menjelaskan, saat arus listrik (AC atau alternating current) bergerak melalui kabel atau sarana fisik (konduktor) lainnya, maka, beberapa bagian dari energinya akan terlepas ke ruang bebas di sekitarnya, lalu membentuk medan magnet atau alternating magnetic field.
Kemudian, medan magnet yang tercipta dari energy yang terlepas itu akan menciptakan medan listrik di ruang bebas, yang kemudian akan menciptakan medan magnet lagi, lalu medan listrik lagi, medan magnet lagi, dan seterusnya, hingga arus listrik yang asli atau yang pertama terhenti (terputus, red).
Bentuk energy yang tercipta dari perubahan-perubahan ini, disebut dengan radiasi elektromagnetik (electromagnetic radiation), atau biasa kita kenal sebagai gelombang radio. Itu artinya, radio dapat di definisikan sebagai radiasi dari energi elektromagnetik yang terlepas ke udara (ruang bebas).
Alat yang menghasilkan gelombang radio itu biasa dinamakan TRANSMITTER. Lalu alat yang digunakan untuk mendeteksi dan menangkap gelombang radio yang ada udara itu, biasa dinamakan RECEIVER.
Agar kedua alat ini (transmitter dan receiver) lebih fokus saat mengirim, membuat pola gelombang, mengarahkan, meningkatkan, dan menangkap sinyal radio, ke dan dari udara, maka dibantulah dengan alat lain, yaitu ANTENA.
Berkat persamaan dari Maxwell, transmitter, receiver, serta antena, yang kemudian disatukan dalam semua peralatan wireless LAN itulah, maka komputer bisa berkomunikasi, mengirim dan menerima data melalui gelombang radio, atau biasa disebut dengan wireless netwok.
Begitu banyak stasiun Radio dengan frequency yang berbeda-beda agar tidak saling bertabrakan, gelombang radio yang akan dikirimkan ke udara itu bisa diatur frequencynya. Yaitu dengan cara mengatur atau memodifikasi arus listrik yang berada pada peralatan pengirim dan penerima tadi (transmitter, receiver).
Dan jarak yang menjadi pemisah antar frequency dinamakan SPECTRUM. Lalu, bagian terkecil dari spectrum disebut dengan BAND. Dan untuk mengukur jumlah perulangan dari satu gelombang ke gelombang yang terjadi dalam hitungan detik, digunakanlah satuan HERTZ (Hz).
Hertz, diambil dari nama orang yang pertama kali melakukan percobaan mengirim dan menangkap gelombang radio, yaitu HEINRICH HERTZ. Satu hertz dihitung sebagai jarak antara satu gelombang ke gelombang berikutnya. Dan sinyal radio itu umumnya berada pada frequency ribuan, jutaan, atau milyaran hertz (KHz, MHz, GHz). Dengan mengatur frequency itulah maka sinyal radio bisa tidak saling bertabrakan.
Rabu, 20 Oktober 2010
Trend ke depan telematika
Trend ke depan Telematika, merupakan kebebasan individu untuk mengembangkan dan menjadikannya sebagai suatu trend di dalam masyarakat. Yang pasti dalam proses perkembangannya harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan tidak melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sehingga tidak merugikan pihak lain dan tidak menguntungkan diri sendiri. Sehingga trend ke depan telematika dapat menjadi sesuatu yang dapat diterima dan dinikmati oleh seluruh masyarakat.
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga tidak akan kalah dengan perkembangan TIK saat ini. Perangkat komputasi berskala terabyte, penggunaan multicore processor, penggunaan memory dengan multi slot serta peningkatan kapasitas harddisk multi terabyte akan banyak bermunculan dengan harga yang masuk akal. Komputasi berskala terabyte ini juga didukung dengan akses wireless dan wireline dengan akses bandwidth yang mencapai terabyte juga. Hal ini berakibat menumbuhkan faktor baru dari perkembangan teknologi. Antarmuka pun sudah semakin bersahabat, lihat saja software Microsoft, desktop UBuntu, GoogleApps, YahooApps Live semua berlomba menampilkan antarmuka yang terbaik dan lebih bersahabat dengan kecepatan akses yang semakin tinggi. Hal ini ditunjang oleh search engine yang semakin cepat mengumpulkan informasi yang dibutuhkan oleh penggunannya.
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga tidak akan kalah dengan perkembangan TIK saat ini. Perangkat komputasi berskala terabyte, penggunaan multicore processor, penggunaan memory dengan multi slot serta peningkatan kapasitas harddisk multi terabyte akan banyak bermunculan dengan harga yang masuk akal. Komputasi berskala terabyte ini juga didukung dengan akses wireless dan wireline dengan akses bandwidth yang mencapai terabyte juga. Hal ini berakibat menumbuhkan faktor baru dari perkembangan teknologi. Antarmuka pun sudah semakin bersahabat, lihat saja software Microsoft, desktop UBuntu, GoogleApps, YahooApps Live semua berlomba menampilkan antarmuka yang terbaik dan lebih bersahabat dengan kecepatan akses yang semakin tinggi. Hal ini ditunjang oleh search engine yang semakin cepat mengumpulkan informasi yang dibutuhkan oleh penggunannya.
Perkembangan Telematika
Perkembangan telematika di Indonesia mengalami tiga periode berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat. Pertama adalah periode rintisan yang berlangsung akhir tahun 1970-an sampai dengan akhir tahun 1980-an. Periode kedua disebut pengenalan, rentang wktunya adalah tahun 1990-an, dan yang terakhir adalah periode aplikasi. Periode ketiga ini dimulai tahun 2000.
1. Periode Rintisan
Pada periode ini, penggunaan teknologi telematika oleh masyarakt Indonesia masih terbatas. Sarana kirim pesan seperti yang sekarang dikenal sebagi email dalam suatu group, dirintis pada tahun 1980-an. Mailinglist (milis) tertua di Indonesia dibuat oleh Johhny Moningka dan Jos Lukuhay, yang mengembangkan perangkat “pesan” berbasis “unix”, “ethernet”, pada tahun 1983, persis bersamaan dengan berdirinya internet sebagai protokol resmi di Amerika Serikat. Pada tahun-tahun tersebut, istilah “unix”, “email”, “PC”, “modem”, “BBS”, “ethernet”, masih merupakan kata-kata yang sangat langka.
Periode rintisan telematika ini merupakan masa dimana beberapa orang Indonesia belajar menggunakan telematika, atau minimal mengetahuinya. Tahun 1980-an, teleconference terjadwal hampir sebulan sekali di TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif antara Presiden Suharto di Jakarta dengan para petani di luar jakarta, bahkan di luar pulau Jawa.
2. Periode Pengenalan
Periode satu dasawarsa ini, tahun 1990-an, teknologi telematika sudah banyak digunakan dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri marak pada awal tahun 1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas anak muda ketika itu, setelah dipinggirkan dari panggung politik, yang kemudian disediakan wadah baru dan dikenal sebagai Karang Taruna. Pada sisi lain, milis yang mulai digagas sejak tahun 1980-an, terus berkembang.
Internet masuk ke Indonesia pada tahun 1994, dan milis adalah salah satu bagian dari sebuah web. Penggunanya tidak terbatas pada kalangan akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP (Internet Service Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, dan dalam tahun yang sama, beroperasi ISP komersil pertama, yaitu INDOnet.
Dua tahun keterbukaan informasi ini, salahsatu dampaknya adalah mendorong kesadaran politik dan usaha dagang. Hal ini juga didukung dengan hadirnya televise swasta nasional, seperti RCTI (Rajawali Citra Televisi) dan SCTV (Surya Citra Televisi) pada tahun 1995-1996.
Teknologi telematika, seperti computer, internet, pager, handphone, teleconference, siaran radio dan televise internasional – tv kabel Indonesia, mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia. Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan pasca kerusuhan Mei 1998.
3. Periode Aplikasi
Pada periode ini, teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televise, dan teleconference melalui 3G. Teknologi computer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada café dan kampus tertentu, internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis.
Data statistik tersebut menunjukkan aplikasi telematika cukup signifikan di Indonesia. Namun demikian, telematika masih perlu disosialisasikan lebih intensif kepada semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Pemberdayaan manusianya, baik itu aparatur Negara ataupun non-pemerintah, harus terus ditumbuhkembangkan.
1. Periode Rintisan
Pada periode ini, penggunaan teknologi telematika oleh masyarakt Indonesia masih terbatas. Sarana kirim pesan seperti yang sekarang dikenal sebagi email dalam suatu group, dirintis pada tahun 1980-an. Mailinglist (milis) tertua di Indonesia dibuat oleh Johhny Moningka dan Jos Lukuhay, yang mengembangkan perangkat “pesan” berbasis “unix”, “ethernet”, pada tahun 1983, persis bersamaan dengan berdirinya internet sebagai protokol resmi di Amerika Serikat. Pada tahun-tahun tersebut, istilah “unix”, “email”, “PC”, “modem”, “BBS”, “ethernet”, masih merupakan kata-kata yang sangat langka.
Periode rintisan telematika ini merupakan masa dimana beberapa orang Indonesia belajar menggunakan telematika, atau minimal mengetahuinya. Tahun 1980-an, teleconference terjadwal hampir sebulan sekali di TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif antara Presiden Suharto di Jakarta dengan para petani di luar jakarta, bahkan di luar pulau Jawa.
2. Periode Pengenalan
Periode satu dasawarsa ini, tahun 1990-an, teknologi telematika sudah banyak digunakan dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri marak pada awal tahun 1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas anak muda ketika itu, setelah dipinggirkan dari panggung politik, yang kemudian disediakan wadah baru dan dikenal sebagai Karang Taruna. Pada sisi lain, milis yang mulai digagas sejak tahun 1980-an, terus berkembang.
Internet masuk ke Indonesia pada tahun 1994, dan milis adalah salah satu bagian dari sebuah web. Penggunanya tidak terbatas pada kalangan akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP (Internet Service Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, dan dalam tahun yang sama, beroperasi ISP komersil pertama, yaitu INDOnet.
Dua tahun keterbukaan informasi ini, salahsatu dampaknya adalah mendorong kesadaran politik dan usaha dagang. Hal ini juga didukung dengan hadirnya televise swasta nasional, seperti RCTI (Rajawali Citra Televisi) dan SCTV (Surya Citra Televisi) pada tahun 1995-1996.
Teknologi telematika, seperti computer, internet, pager, handphone, teleconference, siaran radio dan televise internasional – tv kabel Indonesia, mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia. Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan pasca kerusuhan Mei 1998.
3. Periode Aplikasi
Pada periode ini, teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televise, dan teleconference melalui 3G. Teknologi computer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada café dan kampus tertentu, internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis.
Data statistik tersebut menunjukkan aplikasi telematika cukup signifikan di Indonesia. Namun demikian, telematika masih perlu disosialisasikan lebih intensif kepada semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Pemberdayaan manusianya, baik itu aparatur Negara ataupun non-pemerintah, harus terus ditumbuhkembangkan.
Definisi Telematika
Kata telematika berasal dari istilah dalam bahasa Perancis TELEMATIQUE yang merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Istilah telematika merujuk pada hakekat cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi telekomunikasi, media dan informatika.
Istilah Teknologi Informasi itu sendiri merujuk pada perkembangan teknologi perangkat-perangkat pengolah informasi. Para praktisi menyatakan bahwa TELEMATICS adalah singkatan dari TELECOMMUNICATION and INFORMATICS sebagai wujud dari perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah Telematics juga dikenal sebagai {the new hybrid technology} yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu atau populer dengan istilah konvergensi. Semula Media masih belum menjadi bagian integral dari isu konvergensi teknologi informasi dan komunikasi pada saat itu.
Belakangan baru disadari bahwa penggunaan sistem komputer dan sistem komunikasi ternyata juga menghadirkan Media Komunikasi baru. Lebih jauh lagi istilah TELEMATIKA kemudian merujuk pada perkembangan konvergensi antara teknologi TELEKOMUNIKASI, MEDIA dan INFORMATIKA yang semula masing-masing berkembang secara terpisah. Konvergensi TELEMATIKA kemudian dipahami sebagai sistem elektronik berbasiskan teknologi digital atau {the Net}. Dalam perkembangannya istilah Media dalam TELEMATIKA berkembang menjadi wacana MULTIMEDIA. Hal ini sedikit membingungkan masyarakat, karena istilah Multimedia semula hanya merujuk pada kemampuan sistem komputer untuk mengolah informasi dalam berbagai medium. Adalah suatu ambiguitas jika istilah TELEMATIKA dipahami sebagai akronim Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika. Secara garis besar istilah Teknologi Informasi (TI), TELEMATIKA, MULTIMEDIA, maupun Information and Communication Technologies (ICT) mungkin tidak jauh berbeda maknanya, namun sebagai definisi sangat tergantung kepada lingkup dan sudut pandang pengkajiannya.
Istilah Teknologi Informasi itu sendiri merujuk pada perkembangan teknologi perangkat-perangkat pengolah informasi. Para praktisi menyatakan bahwa TELEMATICS adalah singkatan dari TELECOMMUNICATION and INFORMATICS sebagai wujud dari perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah Telematics juga dikenal sebagai {the new hybrid technology} yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu atau populer dengan istilah konvergensi. Semula Media masih belum menjadi bagian integral dari isu konvergensi teknologi informasi dan komunikasi pada saat itu.
Belakangan baru disadari bahwa penggunaan sistem komputer dan sistem komunikasi ternyata juga menghadirkan Media Komunikasi baru. Lebih jauh lagi istilah TELEMATIKA kemudian merujuk pada perkembangan konvergensi antara teknologi TELEKOMUNIKASI, MEDIA dan INFORMATIKA yang semula masing-masing berkembang secara terpisah. Konvergensi TELEMATIKA kemudian dipahami sebagai sistem elektronik berbasiskan teknologi digital atau {the Net}. Dalam perkembangannya istilah Media dalam TELEMATIKA berkembang menjadi wacana MULTIMEDIA. Hal ini sedikit membingungkan masyarakat, karena istilah Multimedia semula hanya merujuk pada kemampuan sistem komputer untuk mengolah informasi dalam berbagai medium. Adalah suatu ambiguitas jika istilah TELEMATIKA dipahami sebagai akronim Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika. Secara garis besar istilah Teknologi Informasi (TI), TELEMATIKA, MULTIMEDIA, maupun Information and Communication Technologies (ICT) mungkin tidak jauh berbeda maknanya, namun sebagai definisi sangat tergantung kepada lingkup dan sudut pandang pengkajiannya.
Senin, 07 Juni 2010
Catatan Kaki
Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/bibliografi.
Sistematika penulisan:
1. Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
2. Catatan kaki diketik berspasi satu.
3. Diberi nomor.
4. Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
5. Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
6. Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
7. Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
8. Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
9. Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
10. Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
11. Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
12. Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.
Sistematika penulisan:
1. Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
2. Catatan kaki diketik berspasi satu.
3. Diberi nomor.
4. Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
5. Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
6. Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
7. Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
8. Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
9. Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
10. Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
11. Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
12. Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.
Kutipan
Pengertian Kutipan
Kutipan adalah pinjaman pendapat dari seorang pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, majalah, surat kabar, atau dalam bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk lisan.
Macam-Macam kutipan:
1)Kutipan Langsung
Kutipan Langsung adalah pernyataan yang ditulis dalam susunan kalimat aslinya tanpa mengalami perubahan sedikitpun.
Tentang kutipan langsung :
- Tulis dalam paragraf tersendiri
- Tulis dulu pengarang diikuti tahun penerbitan buku dan halaman buku
- Salin tulisan dari pengarang dalam tanda petik
- Diartikan dalam bahasa Indonesia
- Sering-seringlah mengadakan konsultasi dengan dosen pembimbing, lihat penulisan skripsi pada perpustakaan atau lihat punya kakak tingkat
Kutipan Langsung terdiri dari:
1. Kutipan Langsung panjang :
Kutipan langsung yang lebih dari tiga baris ketikan.
Cara penulisannya tidak dijalani dalam teks tetapi diberi tempat tesendiri dengan jarak baris satu spasi tunggal pada garis tepi baru yang jaraknya empat ketukan huruf dari garis margin.
Indensi dari kalimat pertama tujuh ketukan dari garis tepi(margin) atau tiga ketukan dari garis tepi yang baru Kutipan Langsung panjang tidak diapit dengan tanda kutip.
2).Kutipan Langsung Pendek
Kutipan Langsung pendek adalah kutipan langsung yang tidak lebih dari tiga baris dan dijalin kedalam teks dengan meletakkannya diantara dua tanda titik.
3).Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung merupakan pengukapan kembali penulis dengan kata-katanya sendiri atau kutipan yang dikemukkan penulis sendiri tanpa tanda kutip.
Kutipan Tidak Langsung terdiri dari:
1. Kutipan tidak langsung panjang :
Kutipan tidak langsung panjang merupakan kutipan yang lebih dari satu paragraph.
Untuk mengatasi kesulitan mengindentifikasikan apakah paragraph itu merupakam kutipan, dilakukan dengan menyebutkan pada permulaan paraphrase, nama penulis dan tahun terbit.
Teknik penulisan kutipan:
A. Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan langsung tidak lebih dari empat baris
Kutipan ini akan dimasukkan dalam teks dengan cara berikut:
(1) kutipan diintegrasikan dengan teks;
(2) jarak antara baris dengan baris dua spasi;
(3) kutipan diapit dengan tanda kutip;
(4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke atas atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
B. Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan langsung lebih dari empat baris
Kutipan yang lebih dari empat baris ketentuan penulisannya sebagai berikut:
(1) kutipan dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi;
(2) jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi;
(3) kutipan boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip;
(4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu;
(5) seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5 – 7 ketikan.
C. Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung berupa intisari pendapat yang dikemukakan. Oleh sebab itu, kutipan ini tidak diberi tanda kutip. Syarat penulisan kutipan tidak langsung adalah:
(1) kutipan diintegrasikan dengan teks;
(2) jarak antarbaris dua spasi;
(3) kutipan tidak diapit tanda kutip;
(4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
Kutipan adalah pinjaman pendapat dari seorang pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, majalah, surat kabar, atau dalam bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk lisan.
Macam-Macam kutipan:
1)Kutipan Langsung
Kutipan Langsung adalah pernyataan yang ditulis dalam susunan kalimat aslinya tanpa mengalami perubahan sedikitpun.
Tentang kutipan langsung :
- Tulis dalam paragraf tersendiri
- Tulis dulu pengarang diikuti tahun penerbitan buku dan halaman buku
- Salin tulisan dari pengarang dalam tanda petik
- Diartikan dalam bahasa Indonesia
- Sering-seringlah mengadakan konsultasi dengan dosen pembimbing, lihat penulisan skripsi pada perpustakaan atau lihat punya kakak tingkat
Kutipan Langsung terdiri dari:
1. Kutipan Langsung panjang :
Kutipan langsung yang lebih dari tiga baris ketikan.
Cara penulisannya tidak dijalani dalam teks tetapi diberi tempat tesendiri dengan jarak baris satu spasi tunggal pada garis tepi baru yang jaraknya empat ketukan huruf dari garis margin.
Indensi dari kalimat pertama tujuh ketukan dari garis tepi(margin) atau tiga ketukan dari garis tepi yang baru Kutipan Langsung panjang tidak diapit dengan tanda kutip.
2).Kutipan Langsung Pendek
Kutipan Langsung pendek adalah kutipan langsung yang tidak lebih dari tiga baris dan dijalin kedalam teks dengan meletakkannya diantara dua tanda titik.
3).Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung merupakan pengukapan kembali penulis dengan kata-katanya sendiri atau kutipan yang dikemukkan penulis sendiri tanpa tanda kutip.
Kutipan Tidak Langsung terdiri dari:
1. Kutipan tidak langsung panjang :
Kutipan tidak langsung panjang merupakan kutipan yang lebih dari satu paragraph.
Untuk mengatasi kesulitan mengindentifikasikan apakah paragraph itu merupakam kutipan, dilakukan dengan menyebutkan pada permulaan paraphrase, nama penulis dan tahun terbit.
Teknik penulisan kutipan:
A. Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan langsung tidak lebih dari empat baris
Kutipan ini akan dimasukkan dalam teks dengan cara berikut:
(1) kutipan diintegrasikan dengan teks;
(2) jarak antara baris dengan baris dua spasi;
(3) kutipan diapit dengan tanda kutip;
(4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke atas atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
B. Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan langsung lebih dari empat baris
Kutipan yang lebih dari empat baris ketentuan penulisannya sebagai berikut:
(1) kutipan dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi;
(2) jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi;
(3) kutipan boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip;
(4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu;
(5) seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5 – 7 ketikan.
C. Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung berupa intisari pendapat yang dikemukakan. Oleh sebab itu, kutipan ini tidak diberi tanda kutip. Syarat penulisan kutipan tidak langsung adalah:
(1) kutipan diintegrasikan dengan teks;
(2) jarak antarbaris dua spasi;
(3) kutipan tidak diapit tanda kutip;
(4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
Manfaat dan Ciri-ciri Proposal
Manfaat Proposal:
• Menjadi rencana yang mengarahkan panitia dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
• Menjelaskan secara tidak langsung kepada
pihak-pihak yang ingin mengetahui kegiatan
tersebut.
• Untuk meyakinkan para donatur/ sponsor agar
mereka memberikan dukungan material maupun
finansial dalam mewujudkan kegiatan yang telah
direncanakan.
Ciri-Ciri Proposal:
1. Proposal dibuat untuk meringkas kegiatan yang akan dilakukan
2. Sebagai pemberitahuan pertama suatu kegiatan
3. Berisikan tujuan-tujuan, latar belakang acara
4. Pastinya proposal itu berupa lembaran-lembaran pemberitahuan yang telah di jilid yang nantinya diserahkan kepada si empunya acara
5. dan lain-lain yang sulit untuk dijelaskan (dicari).
• Menjadi rencana yang mengarahkan panitia dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
• Menjelaskan secara tidak langsung kepada
pihak-pihak yang ingin mengetahui kegiatan
tersebut.
• Untuk meyakinkan para donatur/ sponsor agar
mereka memberikan dukungan material maupun
finansial dalam mewujudkan kegiatan yang telah
direncanakan.
Ciri-Ciri Proposal:
1. Proposal dibuat untuk meringkas kegiatan yang akan dilakukan
2. Sebagai pemberitahuan pertama suatu kegiatan
3. Berisikan tujuan-tujuan, latar belakang acara
4. Pastinya proposal itu berupa lembaran-lembaran pemberitahuan yang telah di jilid yang nantinya diserahkan kepada si empunya acara
5. dan lain-lain yang sulit untuk dijelaskan (dicari).
Tujuan dan Jenis Proposal
Tujuan membuat proposal
Proposal merupakan suatu penjabaran peneltian, tujuan dari pembuatan proposal biasanya untuk mejabarkan penelitian yang sudah dilakukan, dapat dikatakan juga proposal merupakan suatu dokumentasi hasil penelitian.
Jenis - Jenis Proposal
Proposal Penelitian dibagi 4 yaitu:
1. Proposal Penelitian Pengembangan
2. Proposal Penelitian Kajian Pustaka
3. Proposal Penelitian Kualitatif
4. Proposal Penelitian Kuantitatif
1. Proposal Penelitian Pengembangan
Kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan masalah.
Skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil kerja pengembangan menuntut format dan sistematika yang berbeda dengan skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil penelitian, karena karakteristik kegiatan pengembangan dan kegiatan penelitian tersebut berbeda.
2. Proposal Penelitian Kajian Pustaka
Telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Telaah pustaka semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru dan atau untuk keperluan baru.
Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlukan sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang sudah ada, sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah.
3. Proposal Penelitian Kualitatif
Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan.
4. Proposal Penelitian Kuantitatif
Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.
Proposal merupakan suatu penjabaran peneltian, tujuan dari pembuatan proposal biasanya untuk mejabarkan penelitian yang sudah dilakukan, dapat dikatakan juga proposal merupakan suatu dokumentasi hasil penelitian.
Jenis - Jenis Proposal
Proposal Penelitian dibagi 4 yaitu:
1. Proposal Penelitian Pengembangan
2. Proposal Penelitian Kajian Pustaka
3. Proposal Penelitian Kualitatif
4. Proposal Penelitian Kuantitatif
1. Proposal Penelitian Pengembangan
Kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan masalah.
Skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil kerja pengembangan menuntut format dan sistematika yang berbeda dengan skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil penelitian, karena karakteristik kegiatan pengembangan dan kegiatan penelitian tersebut berbeda.
2. Proposal Penelitian Kajian Pustaka
Telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Telaah pustaka semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru dan atau untuk keperluan baru.
Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlukan sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang sudah ada, sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah.
3. Proposal Penelitian Kualitatif
Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan.
4. Proposal Penelitian Kuantitatif
Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.
Proposal
Proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang dibuat dalam bentuk formal dan standar. Untuk memudahkan pengertian proposal yang dimaksud dalam tulisan ini, kita dapat membandingkannya dengan istilah “Proposal Penelitian” dalam dunia ilmiah yang disusun oleh seorang peneliti atau mahasiswa yang akan membuat penelitian (skripsi, tesis, disertasi). Dalam dunia ilmiah, proposal adalah suatu rancangan desain penelitian (usulan penelitian) yang akan dilakukan oleh seorang peneliti tentang suatu bahan penelitian. Bentuk “Proposal Penelitian” ini, biasanya memiliki suatu bentuk, dengan berbagai standar tertentu seperti penggunaan bahasa, tanda baca, kutipan dll.
Proposal yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah “Proposal Umum” yang sering
digunakan sebagai usulan atau rancangan kegiatan. Bentuk proposal ini memiliki banyak kemiripan dengan model “Proposal Penelitian” yang digunakan dalam dunia ilmiah, namun karena sifatnya yang lebih umum maka “Proposal Umum” biasanya lebih lentur dalam penggunaan bahasa dan tidak terlalu kaku dalam aturan penulisan. Namun, walaupun lebih “bebas”, penulisan “Proposal Umum” tetap harus mengindahkan kaidah¬kaidah dan sistematika tertentu, agar dapat dengan mudah dimengerti oleh orang¬orang yang membaca proposal tersebut.
Pengertian dari proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada si pembaca (individu atau perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan tersebut lebih mendetail. Diharapkan dari proposal tersebut dapat memberikan informasi yang sedetail mungkin kepada si pembaca, sehingga akhirnya memperoleh persamaan visi, misi, dan tujuan. Ada beberapa hal yang biasanya di detailkan dalam proposal bisnis:
1. Penjabaran mendetail mengenai tujuan utama dari si penulis kepada pembacanya.
2. Penjabaran mendetail mengenai proses bagaimana mencapai tujuan si penulis kepada pembacanya.
3. Penjabaran mendetail mengenai hasil dari proses yang telah dijabarkan diatas sehingga mencapai tujuan yang diinginkan oleh si penulis dan juga si pembaca.
Proposal yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah “Proposal Umum” yang sering
digunakan sebagai usulan atau rancangan kegiatan. Bentuk proposal ini memiliki banyak kemiripan dengan model “Proposal Penelitian” yang digunakan dalam dunia ilmiah, namun karena sifatnya yang lebih umum maka “Proposal Umum” biasanya lebih lentur dalam penggunaan bahasa dan tidak terlalu kaku dalam aturan penulisan. Namun, walaupun lebih “bebas”, penulisan “Proposal Umum” tetap harus mengindahkan kaidah¬kaidah dan sistematika tertentu, agar dapat dengan mudah dimengerti oleh orang¬orang yang membaca proposal tersebut.
Pengertian dari proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada si pembaca (individu atau perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan tersebut lebih mendetail. Diharapkan dari proposal tersebut dapat memberikan informasi yang sedetail mungkin kepada si pembaca, sehingga akhirnya memperoleh persamaan visi, misi, dan tujuan. Ada beberapa hal yang biasanya di detailkan dalam proposal bisnis:
1. Penjabaran mendetail mengenai tujuan utama dari si penulis kepada pembacanya.
2. Penjabaran mendetail mengenai proses bagaimana mencapai tujuan si penulis kepada pembacanya.
3. Penjabaran mendetail mengenai hasil dari proses yang telah dijabarkan diatas sehingga mencapai tujuan yang diinginkan oleh si penulis dan juga si pembaca.
Hipotesis
Pengertian Hipotesis
Menurut Trealese (1960 memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan semnatara dari suatu fakta yang dapat diamati.
Menurut Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.
Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel .
Dari arti katanya, hipotesis memang dari dua penggalan. Kata “HYPO” yang artinya “DI BAWAH” dan “THESA” yang artinya “KEBENARAN” jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris.
Cara-cara Merumuskan Hipotesis
Tidak ada cara perumusan Hipotesis secara baku. Penulis menyarankan sebagai berikut:
a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih.
b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan.
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat.
d. hipotesis hendak lah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan data guna menguji kebenaran hipotesis tersebut.
Ciri-ciri Hipotesis
1. Harus menyatakan hubungan
2. Harus sesuai dengan fakta
3. Harus berhubungan dengan ilmu, sesuai dan tumbuh dengan ilmu
4. Harus dapat diuji, sederhana, dan bisa menerangkan fakta
Menurut Trealese (1960 memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan semnatara dari suatu fakta yang dapat diamati.
Menurut Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.
Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel .
Dari arti katanya, hipotesis memang dari dua penggalan. Kata “HYPO” yang artinya “DI BAWAH” dan “THESA” yang artinya “KEBENARAN” jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris.
Cara-cara Merumuskan Hipotesis
Tidak ada cara perumusan Hipotesis secara baku. Penulis menyarankan sebagai berikut:
a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih.
b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan.
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat.
d. hipotesis hendak lah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan data guna menguji kebenaran hipotesis tersebut.
Ciri-ciri Hipotesis
1. Harus menyatakan hubungan
2. Harus sesuai dengan fakta
3. Harus berhubungan dengan ilmu, sesuai dan tumbuh dengan ilmu
4. Harus dapat diuji, sederhana, dan bisa menerangkan fakta
Sabtu, 27 Maret 2010
Tahapan Pembuatan Karya Ilmiah
Dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap antara lain.
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pengumpulan data.
3. Tahap Pengorganisasian.
4. Tahap Pemeriksaan/ penyunting konsep.
5. Tahap Penyajian
1.Tahap Persiapan.
Dalam tahap persiapan dilakukan:
a. Pemilihan masalah atau topik dan mempertimbangkan
- Topik yang akan di pilih harus yang ada di sekitar penulis.
- Topik yang di pakai harus topik yang paling menarik dari topik yangada.
- Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas.
- Memilki data dan fakta yang obyektif dan mencukupi.
- Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun sedikit.
- Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang bisa dijadikan referensi.
b. Pembatasan topik atau penentuan judul
- Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah dilakukan.
- Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisn karya ilmiah atau setelah selesai penulisan karya ilimiah tersebut.
- Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari pertanyaan yang mengandungunsure 4W + 1H yakni what (apa), why (kenapa), who (siapa), where (dimana) dan how (bagaimana).
c.Pembuatan kerangka karangan (outline)
- Membimbing untuk memulai menyusun kerangka karangan.
- Membuat pedoman penulisan karya ilmiah sehingga tidak menjadi tumpang tindih dalam penulisannya.
- Pembuatanrencana daftar isi dari karya ilmiah.
2. Tahap Pengumpulan Data
a.Pencarian keterangan dari bahan bacaan atau referensi.
b.Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan dijadikan tema dalam karya ilmiah.
c.Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti dan dijadikan tema dari karya ilmiah.
d.Melakukan percobaan dilabolatorium atau pengujian data di lapangan.
3.Tahap Pengorganisasian dan pengkonsepan
a.Pengelompokan bahan untuk mengorganisasikan bagian mana yang akan temasuk dalam karya ilmiah, data yang telah terkumpul diseleksi kembali dan dikelompokan sesuai jenis, sifat dan bentuk data.
b.Pengkonsepan karya ilmiah dilakuakn sesuai dengan urutan dalam kerangka karangan yang telah ditetapkan.
4.Tahap pemeriksaan atau penyuntingan konsep (editing)
tahap ini bertujuan untuk :
a.Melengkapi data yang dirasa masih kurang.
b.Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak cocok dengan pokok bahasan karya ilmiah.
c.Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian bahan-bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan satu dengan tulisan yang lain.
d.Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata, penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraph, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD.
5.Tahap Penyajian
Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :
- Segi kerapian dan kebersihan.
- Tata letak (layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, misal padahalaman pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar gambar, daftar pustaka, dll.
- Memakai standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah, missal standar penulisan kutipan, catatan kaki, daftar pustaka dan penggunaan bahasa sesuai dengan EYD.
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pengumpulan data.
3. Tahap Pengorganisasian.
4. Tahap Pemeriksaan/ penyunting konsep.
5. Tahap Penyajian
1.Tahap Persiapan.
Dalam tahap persiapan dilakukan:
a. Pemilihan masalah atau topik dan mempertimbangkan
- Topik yang akan di pilih harus yang ada di sekitar penulis.
- Topik yang di pakai harus topik yang paling menarik dari topik yangada.
- Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas.
- Memilki data dan fakta yang obyektif dan mencukupi.
- Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun sedikit.
- Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang bisa dijadikan referensi.
b. Pembatasan topik atau penentuan judul
- Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah dilakukan.
- Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisn karya ilmiah atau setelah selesai penulisan karya ilimiah tersebut.
- Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari pertanyaan yang mengandungunsure 4W + 1H yakni what (apa), why (kenapa), who (siapa), where (dimana) dan how (bagaimana).
c.Pembuatan kerangka karangan (outline)
- Membimbing untuk memulai menyusun kerangka karangan.
- Membuat pedoman penulisan karya ilmiah sehingga tidak menjadi tumpang tindih dalam penulisannya.
- Pembuatanrencana daftar isi dari karya ilmiah.
2. Tahap Pengumpulan Data
a.Pencarian keterangan dari bahan bacaan atau referensi.
b.Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan dijadikan tema dalam karya ilmiah.
c.Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti dan dijadikan tema dari karya ilmiah.
d.Melakukan percobaan dilabolatorium atau pengujian data di lapangan.
3.Tahap Pengorganisasian dan pengkonsepan
a.Pengelompokan bahan untuk mengorganisasikan bagian mana yang akan temasuk dalam karya ilmiah, data yang telah terkumpul diseleksi kembali dan dikelompokan sesuai jenis, sifat dan bentuk data.
b.Pengkonsepan karya ilmiah dilakuakn sesuai dengan urutan dalam kerangka karangan yang telah ditetapkan.
4.Tahap pemeriksaan atau penyuntingan konsep (editing)
tahap ini bertujuan untuk :
a.Melengkapi data yang dirasa masih kurang.
b.Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak cocok dengan pokok bahasan karya ilmiah.
c.Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian bahan-bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan satu dengan tulisan yang lain.
d.Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata, penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraph, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD.
5.Tahap Penyajian
Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :
- Segi kerapian dan kebersihan.
- Tata letak (layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, misal padahalaman pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar gambar, daftar pustaka, dll.
- Memakai standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah, missal standar penulisan kutipan, catatan kaki, daftar pustaka dan penggunaan bahasa sesuai dengan EYD.
Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1. Karakterisasi (observasi dan pengukuran)
2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil observasi dan pengukuran)
3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
Karakterisasi
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan observasi; observasi yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat.
Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi.
Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga disertai dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran tersebut. Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan dengan melakukan pengukuran berulang atas kuantitas yang diukur.
Prediksi dari hipotesis
Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi.
Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau observasi suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas.
Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya dengan demikianlah maka terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis.
Jika prediksi tersebut tidak dapat diobservasi, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan.
Eksperimen
Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang sedak diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut.
Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis.
Bergantung pada prediksi yang dibuat, berupa-rupa eksperimen dapat dilakukan. Eksperimen tersebut dapat berupa eksperimen klasik di dalam laboratorium atau ekskavasi arkeologis. Eksperimen bahkan dapat berupa mengemudikan pesawat dari New York ke Paris dalam rangka menguji hipotesis aerodinamisme yang digunakan untuk membuat pesawat tersebut.
Pencatatan yang detail sangatlah penting dalam eksperimen, untuk membantu dalam pelaporan hasil eksperimen dan memberikan bukti efektivitas dan keutuhan prosedur yang dilakukan. Pencatatan juga akan membantu dalam reproduksi eksperimen.
Evaluasi dan pengulangan
Proses ilmiah merupakan suatu proses yang iteratif, yaitu berulang. Pada langkah yang manapun, seorang ilmuwan mungkin saja mengulangi langkah yang lebih awal karena pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang subjek yang sedang dipelajari. Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan prediksi yang menarik dan teruji dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut atau definisi subjek penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen dalam menghasilkan sesuatu yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi subjek penelitian itu.
Dapat pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka sendiri dan memasuki proses tersebut pada tahap yang manapun. Mereka dapat mengadopsi karakterisasi yang telah dilakukan dan membentuk hipotesis mereka sendiri, atau mengadopsi hipotesis yang telah dibuat dan mendeduksikan prediksi mereka sendiri. Sering kali eksperimen dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh orang yang membuat prediksi, dan karakterisasi didasarkan pada eksperimen yang dilakukan oleh orang lain.
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1. Karakterisasi (observasi dan pengukuran)
2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil observasi dan pengukuran)
3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
Karakterisasi
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan observasi; observasi yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat.
Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi.
Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga disertai dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran tersebut. Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan dengan melakukan pengukuran berulang atas kuantitas yang diukur.
Prediksi dari hipotesis
Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi.
Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau observasi suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas.
Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya dengan demikianlah maka terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis.
Jika prediksi tersebut tidak dapat diobservasi, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan.
Eksperimen
Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang sedak diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut.
Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis.
Bergantung pada prediksi yang dibuat, berupa-rupa eksperimen dapat dilakukan. Eksperimen tersebut dapat berupa eksperimen klasik di dalam laboratorium atau ekskavasi arkeologis. Eksperimen bahkan dapat berupa mengemudikan pesawat dari New York ke Paris dalam rangka menguji hipotesis aerodinamisme yang digunakan untuk membuat pesawat tersebut.
Pencatatan yang detail sangatlah penting dalam eksperimen, untuk membantu dalam pelaporan hasil eksperimen dan memberikan bukti efektivitas dan keutuhan prosedur yang dilakukan. Pencatatan juga akan membantu dalam reproduksi eksperimen.
Evaluasi dan pengulangan
Proses ilmiah merupakan suatu proses yang iteratif, yaitu berulang. Pada langkah yang manapun, seorang ilmuwan mungkin saja mengulangi langkah yang lebih awal karena pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang subjek yang sedang dipelajari. Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan prediksi yang menarik dan teruji dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut atau definisi subjek penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen dalam menghasilkan sesuatu yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi subjek penelitian itu.
Dapat pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka sendiri dan memasuki proses tersebut pada tahap yang manapun. Mereka dapat mengadopsi karakterisasi yang telah dilakukan dan membentuk hipotesis mereka sendiri, atau mengadopsi hipotesis yang telah dibuat dan mendeduksikan prediksi mereka sendiri. Sering kali eksperimen dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh orang yang membuat prediksi, dan karakterisasi didasarkan pada eksperimen yang dilakukan oleh orang lain.
Hakikat Karya Ilmiah
Hakikat karya ilmiah
Karya Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Dari definisi yang lain dikatakan bahwa karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Dari pengertian tersebut secara awal kita dapat mengenal salah satu ciri khas karya ilmiah adalah lewat bentuknya yakni tertulis, baik di buku, jurnal, majalah, surat kabar, maupun yang tersebar di internet, di samping ciri lain yang mesti dipenuhi dalam sebuah karya ilmiah.
Macam-macam Karya Ilmiah
Sesuai dengan cirinya yang tertulis tadi, maka karya tulis ilmiah dapat berwujud dalam bentuk makalah (dalam seminar atau simposium), artikel, laporan praktikum, skripsi, tesis, dan disertasi, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Makalah, adalah karya ilmiah yang membahas suatu pokok persoalan, sebagai hasil penelitian atau sebagai hasil kajian yang disampaikan dalam suatu pertemuan ilmiah (seminar) atau yang berkenaan dengan tugas-tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosen yang harus diselesaikan secara tertulis oleh mahasiswa.
Skripsi, adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan atau kajian pustaka dan dipertahankan di depan sidang ujian (munaqasyah) dalam rangka penyelesaian studi tingkat Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana.
Tesis, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna memperoleh gelar Magister. Pembahasan dalam tesis mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan memecahkannya secara analisis kristis.
Disertasi, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat Strata Tiga (S3) yang dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk memperoleh gelar Doktor (Dr.). Pembahasan dalam disertasi harus analitis kritis, dan merupakan upaya pendalaman dan pengembangan ilmu pengetahuan yang ditekuni oleh mahasiswa yang bersangkutan, dengan menggunakan pendekatan multidisipliner yang dapat memberikan suatu kesimpulan yang berimplikasi filosofis dan mencakup beberapa bidang ilmiah.
Artikel, merupakan karya tulis lengkap, seperti laporan berita atau esai di majalah, surat kabar, dan sebagainya (KBBI 2002: 66). Artikel adalah sebuah karangan prosa yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara lugas (Tartono 2005: 84).
Artikel merupakan: karya tulis atau karangan; karangan nonfiksi; karangan yang tak tentu panjangnya; karangan yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur; sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dan sebagainya; wujud karangan berupa berita atau "karkhas" (Pranata 2002: 120).
Artikel mempunyai dua arti: (1) barang, benda, pasal dalam undang- undang dasar atau anggaran dasar; (2) karangan, tulisan yang ada dalam surat kabar, majalah, dan sebagainya. Tetapi, kita akan lebih jelas lagi dengan penguraian Webster`s Dictionary yang mengartikan bahwa artikel adalah a literary compositon in a journal (suatu komposisi atau susunan tulisan dalam sebuah jurnal atau penerbitan atau media massa). Sejak tahun 1980 para jurnalis Amerika sepakat untuk memakai istilah artikel bagi tulisan yang berisi pendapat, sikap, atau pendirian subjektif mengenai masalah yang sedang dibahas disertai dengan alasan dan bukti yang mendukung pendapatnya.
Esai, adalah ekspresi tertulis dari opini penulisnya. Sebuah esai akan makin baik jika penulisnya dapat menggabungkan fakta dengan imajinasi, pengetahuan dengan perasaan, tanpa mengedepankan salah satunya. Tujuannya selalu sama, yaitu mengekspresikan opini, dengan kata lain semuanya akan menunjukkan sebuah opini pribadi (opini penulis) sebagai analisa akhir. Perbedaannya dengan tulisan yang lain, sebuah esai tidak hanya sekadar menunjukkan fakta atau menceritakan sebuah pengalaman; ia menyelipkan opini penulis di antara fakta-fakta dan pengalaman tersebut. Jadi intinya kita harus memiliki sebuah opini sebelum menulis esai.
Opini, adalah sebuah kepercayaan yang bukan berdasarkan pada keyakinan yang mutlak atau pengetahuan sahih, namun pada sesuatu yang nampaknya benar, valid atau mungkin yang ada dalam pikiran seseorang; apa yang dipikirkan seseorang; penilaian.
Fiksi, satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb adalah hal-hal penting yang memerlukan perhatian tersendiri. Meski demikian, dengan kisah (bisa juga data) yang asalnya dari imajinasi pengarang tersebut, tulisan fiksi memungkinkan kebebasan bagi seorang pengarang untuk membangun sebuah 'kebenaran' yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan yang ingin ia sampaikan kepada pembacanya. Sementara itu, kebebasan yang dimiliki pengarang fiksi tadi di lain pihak juga memungkinkan adanya kebebasan bagi pembaca untuk menginterpretasikan makna yang terkandung dalam tulisan tersebut. Artinya, fiksi sangat memungkinkan adanya multi interpretasi makna. Para pendukung tulisan fiksi meliputi: novelis, cerpenis, dramawan dan kadang penyair pun sering dimasukkan ke dalam golongan ini..
Ciri Karya Ilmiah:
1. Empiris: informasi yang disampaikan bersifat faktual yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan, kajian pustaka, penelitian.
2. Sistematis: adanya keteraturan, keterkaitan, dan ketergantungan antarbagian
3. Objektif: bebas dari prasangkan perorangan/pribadi
4. Analitis: berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke dalam bagian yang lebih rinci.
5. Verifikatif: mengandung kebenaran ilmiah yang dapat diuji
Sikap ilmiah:
Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek.
Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah.
Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :
• Sikap ingin tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia berusaha mengetahuinya, senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa, kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah, memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
• Sikap kritis : Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan, Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain, bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
• Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
• Sikap ingin menemukan : Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru, kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif, selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
• Sikap menghargai karya orang lain: Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
• Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai, terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
• Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.
Tujuan dan Kegunaan
Pada hakikatnya penulisan karya ilmiah pada mahasiswa bertujuan:
1. Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
2. Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
3. Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara STAIN dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
4. Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
5. Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Kesalahan yang Sering Terjadi
Sebetulnya mahasiswa terlebih para sarjana memiliki modal kemampuan menulis. Hanya saja kemampuan tersebut haruslah senantiasa diasah agar tidak tumpul. Seorang mahasiswa serta sarjana yang memiliki kemampuan menulis akan lebih sukses daripada yang tidak memiliki kemampuan tersebut.
Beberapa bentuk kesalahan yang sering dijumpai dalam tulisan antara lain:
• Salah mengerti audience atau pembaca tulisannya.
• Salah dalam menyusun struktur pelaporan.
• Salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat).
• Salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan, penggunaan Bahasa Indonesia (akan dibahas secara khusus) yang belum baik dan benar.
• Tata cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan seenaknya sendiri).
• Tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang berubah-ubah).
• Isi yang terlalu singkat karena dibuat dengan menggunakan point-form seperti materi presentasi.Isi justru terlalu panjang dengan pengantar introduction yang berlebihan.
Karya Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Dari definisi yang lain dikatakan bahwa karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Dari pengertian tersebut secara awal kita dapat mengenal salah satu ciri khas karya ilmiah adalah lewat bentuknya yakni tertulis, baik di buku, jurnal, majalah, surat kabar, maupun yang tersebar di internet, di samping ciri lain yang mesti dipenuhi dalam sebuah karya ilmiah.
Macam-macam Karya Ilmiah
Sesuai dengan cirinya yang tertulis tadi, maka karya tulis ilmiah dapat berwujud dalam bentuk makalah (dalam seminar atau simposium), artikel, laporan praktikum, skripsi, tesis, dan disertasi, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Makalah, adalah karya ilmiah yang membahas suatu pokok persoalan, sebagai hasil penelitian atau sebagai hasil kajian yang disampaikan dalam suatu pertemuan ilmiah (seminar) atau yang berkenaan dengan tugas-tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosen yang harus diselesaikan secara tertulis oleh mahasiswa.
Skripsi, adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan atau kajian pustaka dan dipertahankan di depan sidang ujian (munaqasyah) dalam rangka penyelesaian studi tingkat Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana.
Tesis, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna memperoleh gelar Magister. Pembahasan dalam tesis mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan memecahkannya secara analisis kristis.
Disertasi, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat Strata Tiga (S3) yang dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk memperoleh gelar Doktor (Dr.). Pembahasan dalam disertasi harus analitis kritis, dan merupakan upaya pendalaman dan pengembangan ilmu pengetahuan yang ditekuni oleh mahasiswa yang bersangkutan, dengan menggunakan pendekatan multidisipliner yang dapat memberikan suatu kesimpulan yang berimplikasi filosofis dan mencakup beberapa bidang ilmiah.
Artikel, merupakan karya tulis lengkap, seperti laporan berita atau esai di majalah, surat kabar, dan sebagainya (KBBI 2002: 66). Artikel adalah sebuah karangan prosa yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara lugas (Tartono 2005: 84).
Artikel merupakan: karya tulis atau karangan; karangan nonfiksi; karangan yang tak tentu panjangnya; karangan yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur; sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dan sebagainya; wujud karangan berupa berita atau "karkhas" (Pranata 2002: 120).
Artikel mempunyai dua arti: (1) barang, benda, pasal dalam undang- undang dasar atau anggaran dasar; (2) karangan, tulisan yang ada dalam surat kabar, majalah, dan sebagainya. Tetapi, kita akan lebih jelas lagi dengan penguraian Webster`s Dictionary yang mengartikan bahwa artikel adalah a literary compositon in a journal (suatu komposisi atau susunan tulisan dalam sebuah jurnal atau penerbitan atau media massa). Sejak tahun 1980 para jurnalis Amerika sepakat untuk memakai istilah artikel bagi tulisan yang berisi pendapat, sikap, atau pendirian subjektif mengenai masalah yang sedang dibahas disertai dengan alasan dan bukti yang mendukung pendapatnya.
Esai, adalah ekspresi tertulis dari opini penulisnya. Sebuah esai akan makin baik jika penulisnya dapat menggabungkan fakta dengan imajinasi, pengetahuan dengan perasaan, tanpa mengedepankan salah satunya. Tujuannya selalu sama, yaitu mengekspresikan opini, dengan kata lain semuanya akan menunjukkan sebuah opini pribadi (opini penulis) sebagai analisa akhir. Perbedaannya dengan tulisan yang lain, sebuah esai tidak hanya sekadar menunjukkan fakta atau menceritakan sebuah pengalaman; ia menyelipkan opini penulis di antara fakta-fakta dan pengalaman tersebut. Jadi intinya kita harus memiliki sebuah opini sebelum menulis esai.
Opini, adalah sebuah kepercayaan yang bukan berdasarkan pada keyakinan yang mutlak atau pengetahuan sahih, namun pada sesuatu yang nampaknya benar, valid atau mungkin yang ada dalam pikiran seseorang; apa yang dipikirkan seseorang; penilaian.
Fiksi, satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb adalah hal-hal penting yang memerlukan perhatian tersendiri. Meski demikian, dengan kisah (bisa juga data) yang asalnya dari imajinasi pengarang tersebut, tulisan fiksi memungkinkan kebebasan bagi seorang pengarang untuk membangun sebuah 'kebenaran' yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan yang ingin ia sampaikan kepada pembacanya. Sementara itu, kebebasan yang dimiliki pengarang fiksi tadi di lain pihak juga memungkinkan adanya kebebasan bagi pembaca untuk menginterpretasikan makna yang terkandung dalam tulisan tersebut. Artinya, fiksi sangat memungkinkan adanya multi interpretasi makna. Para pendukung tulisan fiksi meliputi: novelis, cerpenis, dramawan dan kadang penyair pun sering dimasukkan ke dalam golongan ini..
Ciri Karya Ilmiah:
1. Empiris: informasi yang disampaikan bersifat faktual yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan, kajian pustaka, penelitian.
2. Sistematis: adanya keteraturan, keterkaitan, dan ketergantungan antarbagian
3. Objektif: bebas dari prasangkan perorangan/pribadi
4. Analitis: berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke dalam bagian yang lebih rinci.
5. Verifikatif: mengandung kebenaran ilmiah yang dapat diuji
Sikap ilmiah:
Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek.
Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah.
Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :
• Sikap ingin tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia berusaha mengetahuinya, senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa, kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah, memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
• Sikap kritis : Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan, Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain, bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
• Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
• Sikap ingin menemukan : Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru, kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif, selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
• Sikap menghargai karya orang lain: Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
• Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai, terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
• Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.
Tujuan dan Kegunaan
Pada hakikatnya penulisan karya ilmiah pada mahasiswa bertujuan:
1. Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
2. Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
3. Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara STAIN dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
4. Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
5. Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Kesalahan yang Sering Terjadi
Sebetulnya mahasiswa terlebih para sarjana memiliki modal kemampuan menulis. Hanya saja kemampuan tersebut haruslah senantiasa diasah agar tidak tumpul. Seorang mahasiswa serta sarjana yang memiliki kemampuan menulis akan lebih sukses daripada yang tidak memiliki kemampuan tersebut.
Beberapa bentuk kesalahan yang sering dijumpai dalam tulisan antara lain:
• Salah mengerti audience atau pembaca tulisannya.
• Salah dalam menyusun struktur pelaporan.
• Salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat).
• Salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan, penggunaan Bahasa Indonesia (akan dibahas secara khusus) yang belum baik dan benar.
• Tata cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan seenaknya sendiri).
• Tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang berubah-ubah).
• Isi yang terlalu singkat karena dibuat dengan menggunakan point-form seperti materi presentasi.Isi justru terlalu panjang dengan pengantar introduction yang berlebihan.
Metode Penalaran
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
Metode deduktif
Adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian yang lebih khusus.
Metode ini diawali dari pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Artinya, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu permasalahan.
Penalaran deduktif biasanya terdiri dari tiga bagian yaitu premis mayor, premis minor dan konklusi.
Premis mayor artinya pernyataan umum, sedangkan premis minor artinya pernyataan khusus. Proses itu dikenal dengan istilah silogisme. Artinya, berfikir deduktif adalah berpikir dari yang umum ke yang khusus. Dari yang abstrak ke yang konkrit. Dari teori ke fakta-fakta. Sebaliknya adalah berfikir induktif. Berfikir induktif adalah berfikir dari yang khusus ke yang umum. Berfikir induktif adalah berfikir berdasarkan pada pengajuan fakta-fakta dahulu.
Premis adalah sesuatu yang telah diketahui dan diterima (teori, hukum, asumsi). Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan disebut premis
Contoh :
- Premis mayor
Semua siswa bisa tidak lulus UN
- Premis minor
Arga adalah seorang siswa
- Konklusi
Arga bisa tidak lulus UN
Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Salah nalar adalah gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.
Jenis-jenis salah nalar :
1. Deduksi yang salah : Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
contoh :
- Semua siswa akan lulus bila belajar dengan tekun.
2. Generalisasi terlalu luas
Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh :
- Anak-anak tidak boleh bermain di taman karena di taman banyak bunga.
3. Pemilihan terbatas pada dua alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh :
- Kiran menuduh adiknya yang memecahkan kaca agar ia tidak dimarahi ibunya.
4. Penyebab Salah Nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh:
- Haryo menjadi kaya raya setelah rajin berziarah ke makam buyutnya.
5. Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh:
- Walaupun dia lulusan universitas negeri terbaik ia tidak dapat mengerjakan tugas dengan baik.
6. Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh:
- Penarikan uang kas RT tidak berjalan dengan baik karena RTnya bukan orang yang berkecukupan.
7. Meniru-niru yang sudah ada
Salah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu hal dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu.
Contoh:
- Anak-anak sekolah zaman sekarang banyak yang menggunakan rok seragam di atas lutut karena artis yang mereka kagumi menggunakannya juga.
Metode deduktif
Adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian yang lebih khusus.
Metode ini diawali dari pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Artinya, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu permasalahan.
Penalaran deduktif biasanya terdiri dari tiga bagian yaitu premis mayor, premis minor dan konklusi.
Premis mayor artinya pernyataan umum, sedangkan premis minor artinya pernyataan khusus. Proses itu dikenal dengan istilah silogisme. Artinya, berfikir deduktif adalah berpikir dari yang umum ke yang khusus. Dari yang abstrak ke yang konkrit. Dari teori ke fakta-fakta. Sebaliknya adalah berfikir induktif. Berfikir induktif adalah berfikir dari yang khusus ke yang umum. Berfikir induktif adalah berfikir berdasarkan pada pengajuan fakta-fakta dahulu.
Premis adalah sesuatu yang telah diketahui dan diterima (teori, hukum, asumsi). Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan disebut premis
Contoh :
- Premis mayor
Semua siswa bisa tidak lulus UN
- Premis minor
Arga adalah seorang siswa
- Konklusi
Arga bisa tidak lulus UN
Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Salah nalar adalah gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.
Jenis-jenis salah nalar :
1. Deduksi yang salah : Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
contoh :
- Semua siswa akan lulus bila belajar dengan tekun.
2. Generalisasi terlalu luas
Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh :
- Anak-anak tidak boleh bermain di taman karena di taman banyak bunga.
3. Pemilihan terbatas pada dua alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh :
- Kiran menuduh adiknya yang memecahkan kaca agar ia tidak dimarahi ibunya.
4. Penyebab Salah Nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh:
- Haryo menjadi kaya raya setelah rajin berziarah ke makam buyutnya.
5. Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh:
- Walaupun dia lulusan universitas negeri terbaik ia tidak dapat mengerjakan tugas dengan baik.
6. Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh:
- Penarikan uang kas RT tidak berjalan dengan baik karena RTnya bukan orang yang berkecukupan.
7. Meniru-niru yang sudah ada
Salah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu hal dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu.
Contoh:
- Anak-anak sekolah zaman sekarang banyak yang menggunakan rok seragam di atas lutut karena artis yang mereka kagumi menggunakannya juga.
Minggu, 21 Maret 2010
Proposisi
Proposisi hasil dari mengucapkan suatu kalimat. Dengan kata lain, proposisi merupakan arti dari kalimat itu, dan bukan kalimat itu sendiri. Kalimat yg berbeda dapat mengekspresikan proposisi yang sama, jika artinya sama. Proposisi disebut juga “tempat kebenaran” bukan berarti proposisi itu selalu benar, melainkan karena hubungan yang diakui atau diingkarinya itu dapat diuji dengan kenyataan, dan hasilnya pun dapat benar dan dapat salah.
Unsur-unsur proposisi adalah sebagai berikut:
a. Term subyek : pengakuan atau pengingkaran dimaksudkan.
b. Term predikat : apa yang diakui atau diingkari tentang subyek
c. Kopula : penghubung antara term subyek dan term predikat, juga pengakuan atau pengingkaran pada hubungan itu.
Setiap proposisi selalu mengandung ketiga unsur itu. Itu sebabnya setiap proposisi berupa kalimat, meskipun tidak setiap kalimat adalah proposisi.Dalam logika, sebuah kalimat adalah proposisi jika isi kalimat tersebut sanggup menjadi benar atau salah = kalimat berita (informatif).
Term
Term adalah konsep, ide atau juga pengertian yang bersifat kerohanian dan dapat diungkapkan ke dalam bentuk kata atau istilah atau juga beberapa kata. Term sebagai ungkapan konsep jika terdiri atas satu kata atau satu istilah maka term itu dinamakan term sederhana atau term simpel, dan jika terdiri atas beberapa kata maka term itu dinamakan term komposit atau term kompleks. Term subyek dalam kesimpulan adalah term minor (premis yang mengandung term minor adalah premis minor), sedangkan term predikat dalam kesimpulan adalah term minor (premis yang mengandung term mayor adalah premis mayor). Term yang bukan merupakan term mayor dan bukan term minor adalah term tengah, yang hanya terdapat dalam premis dan tidak muncul dalam kesimpulan.
Data
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra. Dalam bidang ilmiah, fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain. Data menggambarkan sebuah representasi fakta yang tersusun secara terstruktur. Data adalah nilai yang merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian.
Fakta
Fakta adalah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia. Catatan atas pengumpulan fakta disebut data. Fakta seringkali diyakini oleh publik sebagai hal yang sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena mereka dianggap telah melaporkan pengalaman orang lain yang sesungguhnya. Dalam istilah bidang ilmiah fakta adalah suatu hasil observasi yang obyektif dan dapat dilakukan verifikasi oleh siapapun.
Unsur-unsur proposisi adalah sebagai berikut:
a. Term subyek : pengakuan atau pengingkaran dimaksudkan.
b. Term predikat : apa yang diakui atau diingkari tentang subyek
c. Kopula : penghubung antara term subyek dan term predikat, juga pengakuan atau pengingkaran pada hubungan itu.
Setiap proposisi selalu mengandung ketiga unsur itu. Itu sebabnya setiap proposisi berupa kalimat, meskipun tidak setiap kalimat adalah proposisi.Dalam logika, sebuah kalimat adalah proposisi jika isi kalimat tersebut sanggup menjadi benar atau salah = kalimat berita (informatif).
Term
Term adalah konsep, ide atau juga pengertian yang bersifat kerohanian dan dapat diungkapkan ke dalam bentuk kata atau istilah atau juga beberapa kata. Term sebagai ungkapan konsep jika terdiri atas satu kata atau satu istilah maka term itu dinamakan term sederhana atau term simpel, dan jika terdiri atas beberapa kata maka term itu dinamakan term komposit atau term kompleks. Term subyek dalam kesimpulan adalah term minor (premis yang mengandung term minor adalah premis minor), sedangkan term predikat dalam kesimpulan adalah term minor (premis yang mengandung term mayor adalah premis mayor). Term yang bukan merupakan term mayor dan bukan term minor adalah term tengah, yang hanya terdapat dalam premis dan tidak muncul dalam kesimpulan.
Data
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra. Dalam bidang ilmiah, fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain. Data menggambarkan sebuah representasi fakta yang tersusun secara terstruktur. Data adalah nilai yang merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian.
Fakta
Fakta adalah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia. Catatan atas pengumpulan fakta disebut data. Fakta seringkali diyakini oleh publik sebagai hal yang sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena mereka dianggap telah melaporkan pengalaman orang lain yang sesungguhnya. Dalam istilah bidang ilmiah fakta adalah suatu hasil observasi yang obyektif dan dapat dilakukan verifikasi oleh siapapun.
Penalaran
Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk suatu proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses ini yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Penalaran dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan proposisi-proposisi yang mendahuluinya. Penalaran adalah sebuah aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran adalah berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
Ketentuan dalam Penalaran
Saat seseorang melakukan penalaran, tujuannya adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika ketentuan-ketentuan dalam menalar terpenuhi.
1. Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
2. Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk suatu proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses ini yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Penalaran dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan proposisi-proposisi yang mendahuluinya. Penalaran adalah sebuah aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran adalah berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
Ketentuan dalam Penalaran
Saat seseorang melakukan penalaran, tujuannya adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika ketentuan-ketentuan dalam menalar terpenuhi.
1. Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
2. Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Kamis, 31 Desember 2009
Geografi Transportasi
Geografi Transportasi : Pengaruh dari Walter Isard
dan Ilmu Wilayah
Abstrak. Makalah ini menjabarkan pengaruh dari Walter Isard, baik karyanya maupun bidang ilmu wilayah di geografi transportasi. Ini membuktikan bahwa pengaruh Isard jelas dan penting. Ilmu wilayah sangat mempengaruhi timbulnya geografi transportasi modern di tahun 1950-an. Tema dan metode transportasi dari pekerjaan Isard sendiri memberikan pembangunan blok yang cepat untuk geografi transportasi. Selain itu Isard dan ilmu pengetahuan regional sangat berkontribusi untuk pembangunan jaringan intelektual dari masyarakat, wilayah-wilayah, dan yayasan-yayasan yang menjelaskan lebih awal terhadap bidangnya. Ilmu wilayah dan geografi transportasi telah menyimpang di beberapa dekade terakhir, tapi masih ada kesempatan untuk memperbaharui interaksi.
Kata Kunci : Kota, Pedesaan, dan Ekonomi Daerah
1.Pengenalan
Walter Isard, penggagas cabang ilmu wilayah, tidak terlalu dikenal baik atas karyanya pada geografi transportasi. Dibandingkan pengaruhnya di bidang lain - geografi ekonomi, khususnya - perannya dalam pembangunan area trensportasi sekilas terlihat sangat kecil. Contohnya, nama Isard tidak akan muncul di daftar kata-kata dalam beberapa buku pelajaran yang sekarang digunakan untuk geografi transportasi (Taaffe et al. 1996; Hanson 1995; Hoyle and Knowles 1998; Tolley and Turton 1995). Buku pelajaran yang terakhir diterbitkan oleh Black (2003) mencantumkan hanya beberapa kutipan kecil dari karyanya pada model gravitasi. Mayoritas mahasiswa geografi transportasi, tidak diragukan, tidak pernah mengenal nama Isard.
Wajar jika dikatakan bahwa transportasi bukan bagian terdepan dari kontribusi intelektual Isard. Tentunya, ilmu hitung transportasi terfokus dalam pekerjaannya. Konsep-konsep seperti biaya transportasi atau "masalah transportasi" adalah contoh-contoh pemrograman linier. Tetapi, kontribusi besar Isard tidak banyak dalam studi tentang transportasi itu sendiri sebagai studi transportasi dalam kegiatan ekonomi daerah. Penekanan ini tercermin dalam pengajaraanya. Baik awal ataupun buku-buku baru ini (Isard 1960a: Isard et al 1998) memberikan perhatian khusus terhadap masalah-masalah dari system transportasi. (Isard sebagai lulusan ilmu regional seminar di Cornell University tahun 1990-an, penulis juga dapat membuktikan sedikitnya perhatian yang diberikan kepada masalah system transportasi dalam konteks itu).
Lalu, kenapa disediakan makalah kontribusi Walter Isard pada pembangunan geografi transsportasi? Makalah ini berpendapat bahwa pengaruh Isard memang jelas dan juga sangat penting. Sebuah penelitian menyatakan sebuah cerita menarik yang mungkin sangat baru dan mendalam untuk generasi muda dari ilmuwan geografi transportasi dan wilayah. Ini menggambarkan banyaknya cara yang jelas dan tidak jelas bagaimana ide-ide dihasilkan, dibentuk dan dibagi.
Bagian ke dua dari makalah ini diawali dengan menjabarkan tiga jalur utama melalui pengaruh kerja Isard pada pembangunan geografi transportasi sebagai bagian penyelidikan. Tiga jalur itu adalah pendekatan umum, Tema transportasi dalam pekerjaannya, dan lembaga-lembaga ilmu wilayah. Makalahnya kemudian mengambangkan pengaruh jalur-jalur ini saat mereka berada di luar pembangunan dari bidang geografi transportasi. Bagian ke tiga menceritakan timbulnya geografi transportasi modern pada 1950-an dan hubungannya dengan sebutan "revolusi kuantitatif" pada waktu itu. Bagian ke empat mempertimbangkan pengaruh Tema transportasi yang dikembangkan dalam pekerjaan Isard. Bagian ke lima menjelaskan pengaruh Isard dari perspektif masyarakat, wilayah dan lembaga. Makalah lalu bergerak pada pertimbangan terbaru dalam perkembangan geografi transportasi (bagian 6) dan diakhiri dengan sebutan untuk memperbaharui interaksi dengan ilmu wilayah.
2.Jaringan pengaruh dari karya Isard.
Di sini dibuktikan bahwa karya Isard, dianggap secara luas, telah berpengaruh terhadap perkembangan geografi transportasi melalui tiga jaringan utama. Pertama, pendekatan umum spasial ilmu pengetahuan yang dipelopori Isard merupakan sumber penting dari timbulnya geografi transportasi modern pada 1950-an. Kedua, Tema transportasi khusus dalam karyanya, biaya transportasi, model gravitasi, dan pengoptimalan masalah transportasi - menyediakan beberapa konsep dan metodologi blok bangunan untuk geografi transportasi. Ketiga, lembaga ilmu pengetahuan wilayah yang didirikan Isard, termasuk jurnal dan asosiasi profesional, adalah forum penting bagi geografi transportasi di awal penelitian. Bagian ini memberikan beberapa latar belakang pada masing-masing dimensi karya Isard.
Pendekatan umum dari sains spasial adalah kunci perbedaan antara ilmu wilayah pada 1950-an dan bidang geografi kemudiannya. Perdebatan pada tahun 1959 untuk ilmu wilayah sebagai bidang dalam ilmu social. Isard menulis: "Saya merasa melihat ilmuwan wilayah dan ilmuwan geografi sebagai pelaksana spasial umum melebihi beberapa ilmu pengetahuan social, satu di abstrak, tingkat teoretis, yang lainnya di lebih empiris,rumput tingkat akar.''(Isard 1960b, dikutip dalam Isard 1990, hal 305) Sejak awal ilmu wilayah telah mengembangkan teori spasial organisasi, yang banyak menggunkan matematika dan konstruksi model skala besar. Dengan demikian pernyataan awal mendefinisikan inti dan batas-batas ilmu wilayah tercatat:
Pendekatan system yang telah kita diskusikan sesuai dengan karya penting dari ilmuwan geografi pada wilayah dan transportasi. Seperti itu pekerjaan telah menggabungkan fungsi penting pengumpulan dan pengorganisasian data wilayah dan fenomena transportasi dan menjelaskan pola-pola yang ada. Penjelasan ini, bagaimanapun juga, tidak ditulis dalam bentuk teori sistematis dan contoh model dikembangkan memungkinkan proyeksi efisien pola wilayah dan transportasi. (Regional Science Seminar, 1958, hal 9)
Akan kita lihat kemudian, pendekatan ilmu spasial menawarkan kerangka kerja alternative yang sangat berpengaruh dalam membentuk muculnya geografi transportasi modern.
Jalur kedua pengaruh terdiri dari beberapa konsep tertentu dan metode yang dikembangkan dalam karya Isard. Gagasan dari pemasukan transport dan biaya transport memainkan peran kunci klasiknya, bekerja cepat pada sebuah teori umum dari lokasi dan ruang ekonomi, sebaik faktor-faktor penentu lokasi industri besi dan baja industri (e.g., Isard 1948; 1956). Mula-mula Isard memperkenalkan konsep "Jarak yang dimasukkan", jadi diberi label untuk "mengejutkan para ahli (dari ekonomi nonklasik) ke kesadaran bahwa ada ruang dan membutuhkan pengakuan ke banyak teori ekonomi tradisional kita." (Smith 1990, p.2) Dalam penunjuk Methods of Regional Analysis (1960), Isard menggambarkan peran biaya transportasi di lokasi industri melalui analisis biaya komparatif. Perbedaan biaya transportasi diperlihatkan untuk menjadi faktor utama dalam mencari petrokimia tanaman, karena tidak ada perbedaan biaya yang signifikan antara
daerah dari skala ekonomis. Sebaliknya, di industri aluminium,
perbedaan regional dalam biaya tenaga listrik mendominasi perbedaan biaya transportasi.
Model gravitasi diwakili pembangunan yang lain terutama relevan dengan geografi transportasi. Walaupun sekarang sudah biasa, model gravitasi di tahun 1950-an sering dipandang dengan kecurigaan. Ini kekurangan teoritis kokoh berdasarkan penjelasan. Isard mengklaim bahwa ilmu wilayah adalah "ilmu social pertama untuk melegitimasi gravitasi dan interaksi ruang yang terkait dengan model.''(Isard 1990, hal 296) Dalam Methods of Regional Analysis, kelurga mo0del ini diperkanalkan dengan pertanyaan yang terkait dengan aglomerasi ekonomi dan disekonomis, dengan ide bahwa kekuatan-kekuatan ini dibatasi perjalanan dan mengalir antar daerah.
Sementara itu, bekerja pada pemrograrkenaman linier antardaerah mengatur tingkatan untuk kelas optimasi pertanyaan yang dikenal sebagai "masalah transportasi." menyangkut bagaimana mengalokasikan aliran di antara daerah dalam rangka meminimalisasi biaya transportasi, sesuai dengan batasan-batasan tertentu. Dalam Methods of Regional Analysis, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti program''bagaimana produksi dan pengiriman beragam kegiatan dari beberapa daerah untuk memaksimalkan pendapatan, pekerjaan, atau sebagian besar lainnya
dari sistem antardaerah ...?''(hal. 415)
Akhirnya, jalur ketiga berkaitan dengan pengaruh Isard's bekerja di
melembagakan bidang ilmu wilayah. Bersama dengan sekelompok kecil
yang berbagi visinya, Isard mendirikan Asosiasi Ilmu Wilayah di
1954. Awalnya sebuah cabang dari Asosiasi Ekonomi Amerika konferensi,
pertemuan ilmiah regional dengan cepat mengambil hidup mandiri. Jilid pertama Papers and Proceedings dari Asosiasi Ilmu Wilayah dipublikasikan setelah pertemuan tahun 1954. Jurnal ilmu wilayah dimulai tahun 1958.
3. Geografi Transportasi dan Revolusi Kuantitatif
Munculnya geografi transportasi sebagai bidang nyata dari geografi terkait erat dengan kemunculan "revolusi kuantitatif" yang memperkenalkan kembali bidang tersebut tahun 1950-an. Isard dan ilmu wilayah menimbulkan sebuah inspirasi untuk memainkan - bahkan katalitis - peran dalam perkembangan ini.
Menurut salah satu catatan terdahulu, kuantitaif dan karya teoritis yang muncul pada 1950-an dan 1960-an keduanya memiliki sumber-sumber geografi dan non-geografi. Sumber utama pengaruh non-geografi adalah ekonomi dan ilmu wilayah. Pada 1950-an kelompok Washington sangat mempengaruhi rencana ekonomi. Seperti yang Berry catat, pelatihan prasarjana miliknya dalam ekonomi; Garrison berada di Pennyslvania dengan Walter Isard; dan bberapa grup pertama bekerja dengan ekonometrian Arnold Zellner (Taaffe 1993, p. 424).
Jadi Isard dan ilmu wilayah berpengaruh dalam kerangka pendekatan spasial umum yang diadopsi oleh geografi transportasi pada tingkatan kritis dalam pembangunan itu.
Geografi transportasi pertama kali terdaftar dalam Association of American Geographers' survey of the discipline pada 1954. (Ullman and Mayer 1954; see also Taaffe and Gauthier 1994). Hingga awal 1950-an, beberapa ahli geografi mempelajari transportasi di Amerika Utara, konteks; yang dilakukan sebagian besar menyangkut diri mereka sendiri dengan menjelaskan mengklasifikasikan, dan pemetaan rute transportasi (Eliot Hurst 1974). Black (1989) menggolongkan geografi transportasi pada waktu itu sebagai bidang dengan "Literatur kecil dan sebenarnya kekurangan teori. Lapangan tanpa data dan sebuah bidang dimana satu-satunya model yang dikenal bentuk yang tanpa model gravitasi." (p. 316)
1950-an merupakan masa penyeledikan untuk bidang ini. Langkah besar dibuat oleh sedikit geografer untuk menentukan dasar teoretis untuk pelajaran transportasi. Kegiatan yang menentukan dalam periode awal ini terjadi di University of Washington, di mana geografer mengejar ide transportasi dan organisasi spasial melalui dua pendekatan yang sangat berbeda (lihat Taaffe dan Gauthier 1994; Eliot Hurst 1974; Black 2003).Pada awal dekade, Edward Ullman mengembangkan sebuah kerangka kerja konseptual (''Ullman's triad'') untuk menjelaskan mengapa aliran atau interaksi antara beberapa daerah lebih besar daripada antara daerah-daerah lain (Ullman 1956; Taaffe et al. 1996). Kerangka ini terdiri dari tiga faktor utama: pengalihan (berkaitan dengan biaya transportasi dan gesekan jarak), saling melengkapi (berkaitan dengan keunggulan komparatif dan pola perdagangan), dan intervensi kesempatan (berkaitan dengan kompetisi). Dalam mengembangkan kerangka kerja baru ini,
Ullman direferensikan karya Zipf, Stewart, dan lain-lain di gravitasi
model.
Kontribusi Ullman untuk geografi transportasi juga mencakup substansial
pemetaan usaha komoditi mengalir di seluruh AS (Ullman 1957).
Isard mengutip peta ini di beberapa panjang lebar dalam Metode Analisis Wilayah (1960). Dia mencatat, bagaimanapun, bahwa sebagian besar studi deskriptif harus dilengkapi dengan analisis, hipotesis, dan model yang akan berguna dalam memperkirakan masa depan pasar dan agregat lain dan dalam mengidentifikasi sumber daya dan potensi pengembangan industri.'' (p.144) Kebutuhan ini, ia menganjurkan, bisa diatasi dengan menerapkan metode seperti misalnya regional dan antardaerah input-output model, analisis pengganda dan lokasi, dan antardaerah teknik pemrograman linear. Pada sekitar waktu yang sama, William Garrison, juga di Universitas Washington, adalah perintis geografi transportasi baru, yang didasarkan pada statistik dan analisis matematis:
... Garrison mengambil keuntungan dari presisi spasial yang melekat pada
fasilitas transportasi dan mengalir dan, bersama-sama dengan yang benar-benar luar biasa sekelompok mahasiswa pascasarjana, memicu yang disebut 'Kuantitatif Revolusi ', pertama dengan menerapkan analisis statistik dan matematis untuk beberapa studi dampak jalan raya (Garrison et al. 1959) kemudian dengan mencoba untuk mengembangkan konstruksi teoretis, sebagian dari mengamati keteraturan, dan sebagian dari hubungan dekat dengan ekonom. (Taaffe dan Gauthier 1994, hal 156)
Dalam pelatihan kelompok yang luar biasa dari mahasiswa pascasarjana di Universitas Washington, Garrison digunakan Lokasi dan Ruang Ekonomi Isard (1956) sebagai buku pelajaran. Richard Morrill (1984), salah satu mantan mahasiswa, ''Walaupun kita dikritik sebagai tak terbaca, kami secara kerumitan dikonversi dengan sesuatu yang lebih menarik daripada statistik: pencarian teori, dan gagasan bahwa hal ini dapat dinyatakan dengan model matematika.''(hal.60)
Penyelidikan peristiwa yang disebutkan di atas dibiayai oleh Federal Highway Act pada 1956, satu dari sedikit dalam program tersebut melibatkan geographer. Ini terdiri dari 5 seri serangkaian penjelasan tentang hubungan antara aksesibilitas dan transportasi organisasi spasial kegiatan dan penggunaan lahan (Mayer 1960). Menurut Brian Berry, salah satu co-penulis, kontribusi dari pekerjaan termasuk tidak hanya teoritis dan temuan empiris (misalnya, bahwa jalan raya baru tidak harus menghasilkan lalu lintas baru), tetapi juga memperlihatkan kemajuan teknis penggunaan statistik dan matematika''alat dan imbalan yang diperoleh kepada pekerja riset dari perumusan masalah hati-hati dan eksperimental desain.''(Berry 1959, hal 342)
Jelas, sifat penyelidikan dalam geografi transportasi telah berubah. Para peneliti kini mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti:''Apa yang dimaksud dengan peran transportasi dalam ruang ekonomi? Bagaimana pola ekonomi dipengaruhi oleh sifat jaringan transportasi yang tersedia? Apa pentingnya terhadap perekonomian adalah perbaikan dalam fasilitas transportasi?''(Berry 1959, hal 328) Mereka berusaha untuk berdua mengerti dan meramalkan misalnya, ''sampai sejauh mana dapat mencontoh perdagangan gandum dan tepung dapat diproyeksikan dari teknik-teknik dan informasi yang tesedia?''(Morrill and Garrison 1960, hal 116)
Inovasi dari tahun 1950-an menyebabkan periode konsolidasi dan model-bangunan lebih canggih di tahun 1960-an (Taaffe and Gauthier 1994; Eliot
Hurst 1974). Menurut Morrill,''Ini wajar untuk menegaskan bahwa dari tahun 1954 - 61, Universitas Washington dominan dan paling inovatif
departemen dalam pengembangan kuantitatif dan teoritis
geografi. Setelah tahun 1961, peran ini menyebar ke beberapa institusi ... terutama melalui 'generasi kedua dari lulusan Washington (misalnya Berry, Dacey,Bunge dan Marmer) ...''(1984 Morrill hal 62) Pusat Transportasi di Northwestern University, tempat Garrison bergerak pada tahun 1960, memainkan peran penting dalam konsolidasi. Ini dipelopori karya di bidang-bidang seperti analisis jaringan, permintaan pemodelan transportasi, dan transportasi studi sistem (Eliot Hurst 1974). Di 1960-an juga terlihat perkembangan awal dari kurikulum universitas modern di geografi transportasi, yang menuntun penerbitan Taaffe and Gauthier's influential textbook Geography of Transportation in 1973 (Rodrigue 2003, p. 73).
4. Tema dan Metode Awal Geografi Transportasi
Tema transportasi pada karya Isard juga menyediakan beberapa pengertian dan metodelogis blok bangunan untuk geografi transportasi. Seperti yang ditulis sebelumnya,di edisi pertama Geografi Transportasi yang diterbitkan pada 1973. Buku ini merupakan ringkasan penting dari Tema dan metode yang dikembangkan sejak awal, seperti kemunculan geografi transportasi sebagai bidang dari mata pelajaran. Oleh karena itu dapat berfungsi sebagai sumber utama bukti pengaruh karya Isard secara khusus dan ilmu wilayah secara lebih luas, paling tidak sejauh menyangkut kutipan publikasi.
Awlanya, pengaruh akan tidak tampak langsung. Taaffe dan Gauthier tidak menyebutkan secara langsung ilmu wilayah, bahkan bertentangan geografi transportasi dengan geografi transportasi lain.
ナpara geographer mempelajari transportasi sebagai sebuah aspek dari pengorganisasian daerah. Sementara ekonom dapat mempelajari karakteristik biaya berbagai modus transportasi, insinyur dapat mempelajari operasi perbandingan karakteristik dari modus, dan ilmuwan politik dapat mempelajari kebijakan peraturan dalam setiap mode, geographer memusatkan perhatian pada struktur ruang yang dibentuk oleh mode ini dan berusaha untuk memahami proses-proses yang telah
menciptakan mereka. (hal. 1)
Selain itu, dalam karyanya Isard menyebutkan dua catatan kaki, satu yang memperhatikan definisi aglomerasi ekonomi dan yang lain menunjukkan kelemahan dari model gravitasi.
Namun, pemeriksaan lebih dekat menunjukkan garis lebih jelas pengaruh.
Geografi Transportasi (1973) pada dasarnya diatur ke dalam dua besar
pengelompokan bab. Dua bab pertama hadir konsep dan tema
berkaitan dengan transportasi, proses spasial, dan tata ruang. Itu
sisa bab, kecuali untuk ringkasan bab penutup, fokus pada
tiga metode analisis: model gravitasi (untuk menilai mendasari
gaya), grafik-teori ukuran jaringan (untuk mengevaluasi aksesibilitas
sistem dan bening), dan alokasi model (untuk mengoptimalkan mengalir pada jaringan). Pertama dan ketiga metodologi ini tentu beresonansi dengan transportasi yang terkait dengan tema dalam karya Isard.
Bibliografi yang panjang, di mana Taaffe dan Gauthier memberikan referensi untuk masing-masing dari tema-tema yang dikembangkan dalam buku ini, menyajikan bukti yang lebih spesifik. Karya Isard sendiri dikutip di bawah tiga judul. Bagian implikasi lokasi transportasi awal mengutip Isard bekerja pada jarak input dan ruang ekonomi (Isard 1954). Bagian tentang model gravitasi menyebutkan Metode Analisis Wilayah sebagai "faktor utama" sumber.
Akhirnya, bidang tentang model alokasi mengacu pada Jurnal Ilmu Wilayah Isard makalah tentang pemrograman linear antardaerah (Isard 1958), sekali lagi "faktor utama" karya.
Selain itu, bibliografi juga mengutip sejumlah dokumen yang
diterbitkan di tempat ilmu wilayah, terutama , Journal of Regional
Sains dan Proceedings dan Papers (kemudian makalah) dari Asosiasi Ilmu Wilayah. Kutipan ilmu pengetahuan daerah yang paling banyak terdapat di bidang pada model gravitasi (11 dari 41, belum termasuk publikasi menurut ilmuwan daerah dalam geografi, perencanaan, atau outlet lainnya). Pada bagian alokasi model, hasil hitungan 7 dari 33 referensi. Bahkan bagian
analisis struktural jaringan transportasi menemukan pengaruh yang cukup besar. Sementara Karya Isard sebagian besar mengabaikan analisis transportasi sebagai jaringan sebuah jumlah karya awal di daerah ini (4 dari 11 "aplikasi" referensi) tetap dapat ditemukan dalam ilmu wilayah publikasi. Penulis makalah ini, apakah atau tidak mereka akan menyebut diri ilmuwan daerah, setidaknya memberikan kontribusi terhadap kegiatan lapangan.
5. Orang-orang, Tempat dan Lembaga
Pentingnya kekhasan orang-orang, tempat dan lembaga membenuk sebuah bidang pertumbuhan yang mungkin tidak lebih nyata dari permulaannya. Pada kasus geografi transportasi, karakter para pelaku kecil. Setelah diselidiki banyak hubungan mereka dengan Walter Isard dan ilmu wilayah. Tidak mungkin untuk menetapkan pengaruh Isard secara definitif, tetapi bobot dari koneksi ini jelas.
Seperti yang dicatat sebelumnya, munculnya geografi transportasi sebagai bidang mata pelajaran pada 1950-an sebagian besar dibentuk oleh kerja Edward Ullman dan Willian Garrison (dan mahasiswa) di Universitas Washington. Keduanya ternyata memiliki hubungan langsung dengan Walter Isard dan ahli ilmu wilayah. Sebelum pindah ke Universitas Washington, Ullman yang telah mengajarkan perencanaan wilayah di Harvard University selama beberapa tahun setelah Perang Dunia II. Jabatannya ada tumpang tindih dengan Isard, yang telah berada di Harvard sejak 1949-1953, bekerja sama dengan Wassily Leontief pada input-output model dan perluasan, ketertarikannya dalam ruang ekonomi dari teori lokasi pemahaman wilayah sebagai fungsi sebenarnya (Kuenne 1990).
Ullman dan Isard mengetahui dengan baik kerja satu sama lain selama saat di Harvard dan sesudahnya. Meskipun perbedaan jelas dalam fokus dan pendekatan, mereka berbagi kepentingan dalam proses interaksi spasial. Mereka bersama-sama menulis makalah yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan Asosiasi Geografer Amerika pada tahun 1951. Dengan judul "Analitikal Lain Terhadap Geografi Ekonomi : Pelajaran dari Fenomena Aliran" mencatat bahwa fenomena aliran telah diabaikan dalam kedua ekonomi dan geografi, dan membuat metode analisis baru untuk dikembangkan dan diterapkan. Dalam makalah ini, kontribusi konsepsual Isard dan empiris Ullman jelas:
Konsep jarak masukan, yaitu gerakan dari satuan berat lebih dari satu satuan jarak, diusulkan. Dalam hal itu, arus mentah bahan dan produk jadi dalam setiap kegiatan ekonomi dapat diungkapkan. Tapi konsep spasial lainnya, juga harus dikembangkan dalam rangka untuk memahami volume, intensitas, dan panjang industri dan obligasi pertanian yang menghubungkan titik-titik di ruang, yang saling menghubungkan
daerah, dan yang menyebabkan urutan dan pola keberdaan manusia berbagai bidang untuk menjadi saling tergantung. Mencukupi data arus
yang sulit didapatkan tetapi dapat digunakan untuk memberikan pemahaman yang lebih besar. Sebagai contoh penggunaan data arus, beberapa peta telah disiapkan [rel pengiriman, pengiriman batu bara, dan pengiriman dalam dan keluar kota pelabuhan Mobile ...] (hal. 179)
Seperti dicatat sebelumnya, dikutip Ullman Isard peta komoditi mengalir di beberapa panjang lebar dalam Metode Analisis Wilayah, mengakui deskriptif nilai mereka tapi mencatat tambahan kebutuhan untuk analisis, hipotesis, dan model.
Ullman, menurut Morrill (1984), adalah bagiannya "bukan [rasul] dari
'revolusi kuantitatif', tetapi ... mengerti apa yang ilmu pengetahuan adalah tentang ... dan sering kali mempertahankan kita semangat lebih berupaya sepanjang garis ini.''(hal. 59) Catatan menunjukkan bahwa ia menyajikan makalah di beberapa pertemuan awal Asosiasi Ilmu Wilayah. Pada tahun 1970, ia menjabat sebagai presiden ke-11 Asosiasi Ilmu Wilayah Barat (Velikonja 1994, hal 17) Pengaruh Isard pada karya William Garrison lebih besar. Peran Isard dan ilmu wilayah dalam munculnya "revolusi kuantitatif"
geografi, dipimpin oleh Garrison ke tingkat utama, telah
disebutkan. Menurut Getis (1993, hal 519), itu Garrison's abadi "minat dalam teknologi baru dan operasi teori terbaru yang memungkinkan
sistem transportasi dan tata ruang interaksi untuk beroperasi secara efektif" yang mengarah dia untuk mempelajari metode kuantitatif dalam geografi. Dalam sebuah retrospektif di "revolusi kuantitatif" dan perannya dalam membentuk pelajaran, Getis 13 peristiwa-peristiwa penting sebelumnya 4 dekade. Dari jumlah tersebut, terdapat "Sambungan Ilmu Wilayah" Pada pertengahan 1950-an, William Garrison menghabiskan setahun di Universitas Pennsylvania, di mana ia bertemu dengan Walter Isard. Isard, memberontak terhadap "kekurangan ruang" profesi ekonomi, menulis Lokasi dan Ruang Ekonomi dan mendirikan Asosiasi Ilmu Wilayah. Buku Isard dibacakan secara rinci dalam kursus Garrison di Washington. Faktanya sebuah ekonomi geografi baru diciptakan oleh Garrison, Berry, dan Morrin segera menjadi pendekatan utama pada bidangnya.(hal. 521)
Sementara Garrison tidak muncul untuk turut menulis karya apapun dengan Isard, ia sudah pasti merupakan peserta aktif dalam bidang ilmu wilayah pada awal tahun. Sejumlah studi transportasinya lebih awal diterbitkan dalam Papers and Proceedings of the Regional Science Association. Sebagai contoh, dalam peristiwa Connectivity of the Interstate Highway System'' (1960), Garrison membicarakan tentang konstruksi terbaru dari Interstate Highway System sebagai grafik dan menyajikan grafik-teoritis sebagai langkah untuk menilai konektivitas dan tempat aksesbilitas. Karya lain yang diterbitkan di Papers and Proceedings termasuk ''The Spatial Impact of Transport Media'' (1955), ''Parameters of
Spatial Interaction'' (1956), dan ''Factor-Analytic Study of the Connectivity
of the Transportation Network'' (dengan D. Marble 1964). Garrison juga menjalankan (terus bersama beberapa bekas mahasiswanya yang telah lulus) sebagai satu dari asosiasi awal editor dari Jurnal Ilmu Wilayah.
Sementara itu, Isard mengakui karya Garrison dan kelompoknya membuat kontribusi penting dalam ilmu wilayah. Dua dari makalah Garrison dikutip sebagai referensi dalam bab tentang model gravitasi dan potensi dalam Metode Analisis Wilayah. Juga terdapat laporan singkat yang menyebutkan Garrison dan Marble kemudian-tidak dipublikasikan bekerja di program analisis linier dari jaringan jalan raya. Dalam sebuah diskusi retrospektif pelembagaan ilmu wilayah, Isard menulis: Dalam Amerika Utara, Bill Garrison, di awal tahun didukung oleh Ed Ullman, mampu menghasilkan siswa cemerlang - Brian Berry, Michael Dacey, Duane Marmer, Dick Morrill, Waldo Tobler, Seni Getis, John Nystuen, dan beberapa yang lain, yang bersama-sama dengan Julian Wolpert dan Bill Warntz menyebarkan ajaran di antara geografer. (Isard, 1990 hal 300)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, peran sentral awal dari Universitas Washington dalam pengembangan geografi transportasi memberi jalan bagi berkembangnya pusat-pusat penelitian lain. Pengaruh dari Isard dan ilmu wilayah berlanjut, meskipun mungkin ada beberapa yang dihapus. Edward Taaffe terlibat dengan Pusat Transportasi di Northwestern University dari tahun 1956 hingga 1963, di mana ia datang ke dalam hubungan dengan Berry, Morrill, dan Garrison. Kemudian, ia pindah ke Ohio State Univesity sebagai ketua departemen. Dalam ceritanya,
" Peran penting saya selama 1950-an dan 1960an mungkin digolongkan sebagai suatu jembatan antara analisis spasial dan apa yang mungkin dijelaskan sebagai "geografi tradisional". Bekerja di Chicago dengan Platt, Harris, dan Colby meyakinkan saya bahwa bidang geografi, meskipun banyak masalah, telah banyak ditawarkan ilmu pengetahuan social. Bekerja dengan para ekonom dan dengan literatur ekonomi dan ilmu wilayah dengan baik bersama kelompok Garrison-Berry-Morrill, mahasiswa pascasarjana Northwestern, dan pemuda Ohio State faculty meyakinkan saya tenteng kegunaan analisis spasial dalam geografi." (Taaffe 1993, p. 423)
Getis mengidentifikasi kenaikan dalam Ohio state sebagai kunci peristiwa lain dalam "revolusi kuantitas" dan membentuknya kembali dalam geografi, mencatat Taaffe, sebagai " satu pelajar tekun dari metodologi baru., sangat berpengaruh ketika ia pindah ke Ohio dalam penggunaan ''kader relatif besar kuantitatif peneliti, banyak di antaranya telah pergi untuk menjadi pemimpin kuantitatif geografi.''(Getis 1993, hal 522)
Taffe juga mengemukakan diskusi makalah yang dibuat kelompok Garrison di Universitas Washington "cukup berpengaruh" satu dari risetnya di Northwestern, termasuk ahli geografi transportasi seperti Peter Gould dan Howard Gauthier (Taaffe 1993, p. 425). Gauthier, ketika di Ohio, juga mempublikasikan beberapa pekerjaannya mengenai transportasi dan pembangunan ekonomi di Sao Paulo pada Jurnal of Regional Science (1968).
Dalam melacak jaringan hubungan antara geografi transportasi dan
ilmu wilayah, penting untuk dicatat peran lembaga-lembaga. Secara khusus, publikasi ilmu wilayah, lembaga-lembaga dan konferensi
tampaknya telah memainkan bagian penting dalam periode awal. Misalnya
Morrill (1984) mengingatkan bahwa:
Selama periode 1958-60, kelompok kuantitatif itu memang, sangat kecil dan relatif tersebar. Individu dianggap diri mereka sebagai
'Misionaris'. Walaupun ada komunikasi intens dalam pertemuannya,
terutama mekanisme yang sangat penting bagi penguatan kelompok
dan untuk 'menyebarkan pesan' adalah lembaga awal dan lokakarya.
... Lembaga ilmu wilayah (menurut saya) tahun 1964 dan 1965, peningkatan hubungan dengan pelajaran terkait, dan merupakan alat dalam menyebarkan 'revolusi' ke Britania melalui dikonversi peserta, Peter Haggett. (hal. 65)
Getis (1993) juga mencatat hubungan Inggris sebagai salah satu peristiwa penting: "segera setelah didorong oleh Brian Berry untuk menghadiri seminar ilmu wilayah di Berkeley dan kemudian ikut serta dalam sebuah lembaga NDEA di Northwestern, Haggett menulis salah satu buku yang paling berpengaruh yang pernah diterbitkan dalam geografi:
Locational Analysis in Human Geography.'' (p. 521) Haggett pada mempublikasikan sebuah makalah tentang model jaringan jalan raya dalam 1967 masalah suplemen khusus Jurnal Ilmu Wilayah yang terdiri sepenuhnya dari karya ahli geografi.
Seperti telah dikatakan di atas seluruh diskusi ini, banyak makalah terdahulu geografi transportasi yang diterbitkan dalam jurnal ilmu wilayah.
Yang penting jurnal ini sebagai jalan keluar penelitian harus ditekankan. Morrill (1984) mengingatkan suasana kompetitif dengan atmosfer
geografi dan ahli geografi saat itu :"tekanan eksternal bukan hanya ketakutan khayalan. Benar-benar ada permusuhan dan penindasan besar, yang nyata terwujud melalui berbagai program komite, sesi ketua dan editor jurnal." (hal. 66) Berry menawarkan sebuah anekdot yang menceritakan tentang empat makalah terkait yang ditulis oleh Garrison dan Marble, saat di University of Washington:
Satu ... ini dibacakan oleh Garrison pada pertemuan Asosiasi Ilmu Wilayah 1957 dan diterbitkan di Papers. Tiga ... diserahkan ke
Geographical Review dan segera ditolak: Wilma Fairchild mengatakan mereka terlalu matematis - definisi "bukan geografi". Kecurigaan tentang "kita" dan "mereka" mengemuka, tetapi ditekankan, tiga draf yang disampaikan merupakan sebuah "sejarah". Hanya pertama yang telah diterima, tetapi judulnya telah ditukar.... Mungkin pikirannya berbeda jika kita telah menekannkannya dan mengirim Snohomish Country Paper ke geografi ekonomi? Raymond Murphy menerima yang pertama "sebagai eksperimen, untuk melihat yang mana yang akan menjadi objek" untuk apa dia menyebutnya "matematik bukan geografi". Karena sedikit komplain, untuk kedua kalinya.... pengalaman dengan papernya sebagai contoh geografi saat itu. Geograf ragu, menolak dan kita terbalas. ....respon kami sederhana untuk pertikaian kuat, dan untuk dukungan luar, kita jangkau keluar untuk mencakup regional science dan kekuatan analisis input-output dan teknik lain, dan juga menerima teori lokasi...(Berry 1993, p.438).
6. Perkembangan Geografi Transportasi
Hubungan dan pengaruh timbal balik antara ilmu pengetahuan wilayah dan geografi transportasi kurang nyata pada pendidikan dekade belakangan ini dibandingkan pada tahun 1950-an dan 1960-an. Pada periode awal, banyak bukti mendukung gagasan bahwa ilmu pengetahuan regional dan Walter Isard adalah bahan penting dalam perkembangan awal geografi transportasi ketika ini timbul dari "revolusi kuantitatif" dalam geografi. Walaupun sulit untuk mendefinisikan secara pasti (karena salah satunya jumlah peneliti yang terlibat telah tumbuh dengan pesat), diargumentasikan di sini bahwa hubungan awal ini telah sangat memudar ketika pertanyaan dan metode pada dua bidang tersebut telah beragam.
Sejauh ilmu wilayah diperhatikan, wajar jika dikatakan perkembangan pada dekade belakangan ini telah mengarah pada peningkatan kecanggihan dalam pemodelan kuantitatif, yang banyak bersinggungan dengan keuntungan ekonomi. Hal ini nyata dalam perbandingan buku pelajaran Methods of Regional Analysis tahun 1960 dengan revisinya tahun 1998 yang diberi judul ulang Methods of Interregional and Regional Analysis (Isard et al. 1998). Beberapa topik yang ditambahkan dalam edisi terakhir tersebut termasuk metode analisis ekonometri spasial, pemodelan akuntansi sosial (SAM), pemodelan keseimbangan umum terapan (AGE), dan simulasi mikro. Topik-topik yang diperoleh dari edisi aslinya, seperti analisis input-output dan model gravitasi, diperlakukan dengan kemajuan yang jauh lebih tinggi. Meskipun demikian, dapat dicatat bahwa sangat sedikit telah ditambahkan dengan melihat pada masalah dan metode analisis untuk sistem transportasi. Lebih-lebih, dengan refleksi jalur minat Isard sendiri, banyak dari bahan baru berhubungan dengan perluasan dari skala analisis wilayah menjadi antarwilayah.
Revisi ini menyediakan sebuah cerita yang berlawanan dengan pembaharuan yang dibuat pada bukut pelajaran Taaffe dan Gauthier tentang Geografi Transportasi. Sebuah tambahan kedua, dengan penulis kedua Morton O'Kelly dipublikasikan pada tahun 1996. Tiga metode analisis asli (model gravitasi dan interaksi spasial, pendekatan teoritis-grafis pada analisis jaringan, dan model alokasi) tetap ada, dan diperbaharui; sebagai contohnya dengan penambahan model interaksi spasial dengan hambatan dan analisis jaringan hub-dan-spoke. Meskipun demikian, revisi yang paling penting mungkin adalah penambahan bab baru tentang transportasi perkotaan, termasuk satu penentuan isu transportasi perkotaan, tentang sistem model transportasi perkotaan (UTMS), dan yang ketika tentang tantantang terhadap UTMS dalam bentuk model keperilakuan pada pilihan perjalanan.
Perlu dicatat bahwa dalam pembaharuan isi dan referensi bukunya, bukan satu kutipan tunggal baru ditambahkan pada publikasi pada tahun 1970-an dan lebih jauh pada jurnal ilmu pengetahuan regional utama. Tidak diragukan lagi, ini sebagian merefleksikan ketersediaan outlet publikasi lainya (misalnya, Jurnal Geografi Transport dimulai pada tahun1993), dan perubahan iklim yang membuat geografer transportasi, termasuk pemodel kuantitatif, bisa mempublikasikan jurnal arus utama dalam geografi dan bidang-bidang yang berhubungan seperti perencanaan perkotaan. Meskipun demikian, ini juga berbicara pada jarak yang semakin meningkat antara geografi transportasi dan ilmu pengetahuan regional.
Black (1989) menyediakan sebuah survei literatur geografi transportasi dan sebuah tinjauan perubahan dalam paradigma penelitiannya sepanjang akhir tahun1980-an. Ia mencatat bahwa karya dalam tradisi analisis jaringan utamanya dilakukan pada tahun 1960-an. Dari pertengahan tahun 1960-an sampai pertengahan tahun 1970-an, banyak perhatian bergeser pada transportasi perkotaan dan isu sosial, yang dapat dikaitkan sebagian pada pendanaan pemerintah pusat untuk sistem transit massal. Setelah pertengahan tahun 1970-an, ia mencatat bahwa pendanaan pemerintah pusat, sebagimana juga beberapa aktivitas penelitian bergeser pada isu-isu kebijakan transportasi regional seperti deregulasi perusahaan penerbangan.
Taaffe et al. (1996) secara serupa mencatat ketidakpuasan yang timbul pada model analitik kuantitatif tahun 1950-an dan 1960-an dan perhatian yang diberikan geografer tansportasi pada isu sosial. Kritik sosial dan lingkungan direkrut melawan perencanaan transportasi perkotaan tradisional, yang menerapkan model jangka panjang skala besar untuk meramalkan kebutuhan perjalanan dan kapasitas jalan tol yang meningkat. Sebaliknya, legislasi tahun 1975 yang memerintahkan Manajemen Sistem Transportasi : "meminta agen perencanaan untuk meningkatkan kapasitas sistem yang ada untuk melayani lebih banyak orang lebih daripada lebih banyak kendaraan. Tujuannya adalah untuk dapat menggunakan fasilitas transportasi yang telah ada secara lebih efektif dan efisien. Perubahan dalam penekanan tersebut adalah dari konstruksi jalan raya menuju perkembangan transportasi multimodal". (p. 341). Ini mensyaratkan sebuah pendekatan baru (seperti model logit) untuk memprediksi perilaku pilihan perjalanan individu, ermasuk piihan moda dan penggunaan transportasi publik. Ini mensyaratkan pendekatan yang bisa menilai dampak rencana tansportasi dan kebijakan pada sub kelompok penduduk yang berbeda seperti orang tua dan orang miskin.
Beberapa perubahan dalam geografi transportasi juga dipengaruhi oleh kritik dan posisi positivis yang timbul dalam geografi dari tahun 1970-an. Taaffe dan Gauthier (1994) mendiskusikan dan merespons pada kritik ini. Lebih jauh, mereka menyediakan sebuah tinjauan pluralisme intelektual yang mencirikan geografi transportasi sejak tahun 1970-an. Kaya dalam tradisi organisasi spasial, sebagai contohnya, telah merentangkan kisarannya dari pembangunan model, studi analitik/empiris, dan analisis GIS sampai pemodelan keperilakuan, studi humanis/budaya (termasuk historis) dan karya teori Marxist/sosial.
Dalam konteks ini, satu perkembangan yang penting adalah perubahan dari pemodelan agregat menjadi model keperilakuan disagregat yang didasarkan pada individu atau rumah tangga sebagai unit analisis, sebagaimana juga minta yang berhubungan dalam transportasi perkotaan. Sebuah buku teks baru diedit oleh Susan Hanson pada Geografi Transportasi Perkotaan pada tahun 1986 dan direvisi pada tahun 1995. Menurut Hanson, "Dengan penurunan manusia ekonomi dan penggantiannya dengan berbagai pembuat keputusan, geografi keperilakuan mendorong peningkatan pertama gagasan bahwa tiap-tiap titik pandang adalah parsial, tidak lengkap, dan tergantung pada lokasi subyekナini adalah pengakuan pertama dalam geografi teoritis yang obyek studinya juga merupakan subyek" (Hanson 1993, h. 554). Pertumbuhan penelitian pda model disagregat diikuti dengan lini baru penelitian. Sebagai contohnya, walaupun karya pada aksesibilitas sebelumnya memfoskan pada pencirian jaringan, moda dan tempat, penelitian baru timbul pada aksesibilitas orang dan isu mobilitas yang berkaitan.
Untuk tinjauan kisaran topik penelitian yang baru dalam geografi transportasi sekarang ini, orang bisa mensurvei presentasi yang dikaitkan dengan judul ini yang dibuat pada pertemuan tahunan yang paling baru (2003) dari Association of American Geographer. Sebuah klasifikasi impresionis secara meyakinkan mengungkapkan beberapa tema utama. Sejumlah makalah memodel aksesibilitas dan mobilitas individu; sebagai contohnya, dengan referensi pada perolehan perjalanan, layanan transit publik, atau perbedaan gender dalam hambatan ruang-waktu. Bagian lainnya memperhatikan perubahan dalam jaringan transportasi, khususnya jaringan hub-dan-spoke, dan pengaruh peraturan dan restrukturisasi. Tema utama ketiga bersinggungan dengan perkembangan model berbasis GIS untuk transportasi. Aplikasinya temasuk penilaian aksesibilitas, kerentanan, pola kecelakaan, dan evakulasi darurat.
Sebuah survei serupa bisa dibuat menjadi program dalam Pertemuan Amerika Utara (2002) yang paling barutentang Regional Science Association. Makalah pada topik transportasi disajikan dengan baik dalam program itu. Beberapa makalah (dan sangat sedikit dari penyaji) saling tumpang tindih dengan pertemuan AAG. Sebagai contohnya, ada pape pada model disagregat lokasi aktivitas perkotaan dan pilihan perjalanan. Meskipun demikian, ada keuntungan antardisiplin yang lebih besar dengan peserta dari ekonomi, analisis kebijakan, dan perencanaan perkotaan. Makalah pada pemberian harga untuk jalan, sebagai contohnya, atau dampak pertumbuhan jalan tol sepertinya tidak disajikan pada pertemuan AAG.
7. Kesimpulan dan Peluang
Telah diperlihatkan dalam makalah ini bahwa Water Isard secara khusus dan ilmu wilayah secara lebih luas memainkan peranan penting dalam perkembangan awal geografi transportasi. Pengaruh ini merupakan pengaruh pribadi, institusional dan juga intelektual. Pada dekade yang lebih baru, ketika geografi transportasi dewasa, tumbuh, dan berubah, kejelasan dari hubungan ini sebagian besar hilang.
Peringatan 50 tahun ilmu wilayah, adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkan kesempatan berinteraksi yang lebih baik. Penulis berpendapat, kontinuitas dan kekuatan ilmu wilayah berasal dari sifat antar-pelajarannya. Sejak kemunculannya ilmu wilayah telah menjadi tempat pertemuan bagi orang-orang dan gagasan-gagasan yang berkaitan dengan isu-isu perkotaan dan wilayah. Dalam arena ilmu pengetahuan regional, geografer transportasi banyak memberikan kontribusi -GIS lanjut- berbasis modeling, pengetahuan empiris dari industri dan jaringan transportasi, dan model perilaku perjalanan yang diinformasikan oleh teori feminis, dan beberapa lainnya. Transportasi berdasarkan sifatnya merupakan bidang aplikasi yang mensyaratkan analisis pelengkap dari ahli ekonomi, teknik sipil, analis kebijakan publik, dan perencana sebagaimana juga geografer. Ilmu wilayah terus menyediakan lingkungan yang konstruktif untuk interaksi seperti itu.
dan Ilmu Wilayah
Abstrak. Makalah ini menjabarkan pengaruh dari Walter Isard, baik karyanya maupun bidang ilmu wilayah di geografi transportasi. Ini membuktikan bahwa pengaruh Isard jelas dan penting. Ilmu wilayah sangat mempengaruhi timbulnya geografi transportasi modern di tahun 1950-an. Tema dan metode transportasi dari pekerjaan Isard sendiri memberikan pembangunan blok yang cepat untuk geografi transportasi. Selain itu Isard dan ilmu pengetahuan regional sangat berkontribusi untuk pembangunan jaringan intelektual dari masyarakat, wilayah-wilayah, dan yayasan-yayasan yang menjelaskan lebih awal terhadap bidangnya. Ilmu wilayah dan geografi transportasi telah menyimpang di beberapa dekade terakhir, tapi masih ada kesempatan untuk memperbaharui interaksi.
Kata Kunci : Kota, Pedesaan, dan Ekonomi Daerah
1.Pengenalan
Walter Isard, penggagas cabang ilmu wilayah, tidak terlalu dikenal baik atas karyanya pada geografi transportasi. Dibandingkan pengaruhnya di bidang lain - geografi ekonomi, khususnya - perannya dalam pembangunan area trensportasi sekilas terlihat sangat kecil. Contohnya, nama Isard tidak akan muncul di daftar kata-kata dalam beberapa buku pelajaran yang sekarang digunakan untuk geografi transportasi (Taaffe et al. 1996; Hanson 1995; Hoyle and Knowles 1998; Tolley and Turton 1995). Buku pelajaran yang terakhir diterbitkan oleh Black (2003) mencantumkan hanya beberapa kutipan kecil dari karyanya pada model gravitasi. Mayoritas mahasiswa geografi transportasi, tidak diragukan, tidak pernah mengenal nama Isard.
Wajar jika dikatakan bahwa transportasi bukan bagian terdepan dari kontribusi intelektual Isard. Tentunya, ilmu hitung transportasi terfokus dalam pekerjaannya. Konsep-konsep seperti biaya transportasi atau "masalah transportasi" adalah contoh-contoh pemrograman linier. Tetapi, kontribusi besar Isard tidak banyak dalam studi tentang transportasi itu sendiri sebagai studi transportasi dalam kegiatan ekonomi daerah. Penekanan ini tercermin dalam pengajaraanya. Baik awal ataupun buku-buku baru ini (Isard 1960a: Isard et al 1998) memberikan perhatian khusus terhadap masalah-masalah dari system transportasi. (Isard sebagai lulusan ilmu regional seminar di Cornell University tahun 1990-an, penulis juga dapat membuktikan sedikitnya perhatian yang diberikan kepada masalah system transportasi dalam konteks itu).
Lalu, kenapa disediakan makalah kontribusi Walter Isard pada pembangunan geografi transsportasi? Makalah ini berpendapat bahwa pengaruh Isard memang jelas dan juga sangat penting. Sebuah penelitian menyatakan sebuah cerita menarik yang mungkin sangat baru dan mendalam untuk generasi muda dari ilmuwan geografi transportasi dan wilayah. Ini menggambarkan banyaknya cara yang jelas dan tidak jelas bagaimana ide-ide dihasilkan, dibentuk dan dibagi.
Bagian ke dua dari makalah ini diawali dengan menjabarkan tiga jalur utama melalui pengaruh kerja Isard pada pembangunan geografi transportasi sebagai bagian penyelidikan. Tiga jalur itu adalah pendekatan umum, Tema transportasi dalam pekerjaannya, dan lembaga-lembaga ilmu wilayah. Makalahnya kemudian mengambangkan pengaruh jalur-jalur ini saat mereka berada di luar pembangunan dari bidang geografi transportasi. Bagian ke tiga menceritakan timbulnya geografi transportasi modern pada 1950-an dan hubungannya dengan sebutan "revolusi kuantitatif" pada waktu itu. Bagian ke empat mempertimbangkan pengaruh Tema transportasi yang dikembangkan dalam pekerjaan Isard. Bagian ke lima menjelaskan pengaruh Isard dari perspektif masyarakat, wilayah dan lembaga. Makalah lalu bergerak pada pertimbangan terbaru dalam perkembangan geografi transportasi (bagian 6) dan diakhiri dengan sebutan untuk memperbaharui interaksi dengan ilmu wilayah.
2.Jaringan pengaruh dari karya Isard.
Di sini dibuktikan bahwa karya Isard, dianggap secara luas, telah berpengaruh terhadap perkembangan geografi transportasi melalui tiga jaringan utama. Pertama, pendekatan umum spasial ilmu pengetahuan yang dipelopori Isard merupakan sumber penting dari timbulnya geografi transportasi modern pada 1950-an. Kedua, Tema transportasi khusus dalam karyanya, biaya transportasi, model gravitasi, dan pengoptimalan masalah transportasi - menyediakan beberapa konsep dan metodologi blok bangunan untuk geografi transportasi. Ketiga, lembaga ilmu pengetahuan wilayah yang didirikan Isard, termasuk jurnal dan asosiasi profesional, adalah forum penting bagi geografi transportasi di awal penelitian. Bagian ini memberikan beberapa latar belakang pada masing-masing dimensi karya Isard.
Pendekatan umum dari sains spasial adalah kunci perbedaan antara ilmu wilayah pada 1950-an dan bidang geografi kemudiannya. Perdebatan pada tahun 1959 untuk ilmu wilayah sebagai bidang dalam ilmu social. Isard menulis: "Saya merasa melihat ilmuwan wilayah dan ilmuwan geografi sebagai pelaksana spasial umum melebihi beberapa ilmu pengetahuan social, satu di abstrak, tingkat teoretis, yang lainnya di lebih empiris,rumput tingkat akar.''(Isard 1960b, dikutip dalam Isard 1990, hal 305) Sejak awal ilmu wilayah telah mengembangkan teori spasial organisasi, yang banyak menggunkan matematika dan konstruksi model skala besar. Dengan demikian pernyataan awal mendefinisikan inti dan batas-batas ilmu wilayah tercatat:
Pendekatan system yang telah kita diskusikan sesuai dengan karya penting dari ilmuwan geografi pada wilayah dan transportasi. Seperti itu pekerjaan telah menggabungkan fungsi penting pengumpulan dan pengorganisasian data wilayah dan fenomena transportasi dan menjelaskan pola-pola yang ada. Penjelasan ini, bagaimanapun juga, tidak ditulis dalam bentuk teori sistematis dan contoh model dikembangkan memungkinkan proyeksi efisien pola wilayah dan transportasi. (Regional Science Seminar, 1958, hal 9)
Akan kita lihat kemudian, pendekatan ilmu spasial menawarkan kerangka kerja alternative yang sangat berpengaruh dalam membentuk muculnya geografi transportasi modern.
Jalur kedua pengaruh terdiri dari beberapa konsep tertentu dan metode yang dikembangkan dalam karya Isard. Gagasan dari pemasukan transport dan biaya transport memainkan peran kunci klasiknya, bekerja cepat pada sebuah teori umum dari lokasi dan ruang ekonomi, sebaik faktor-faktor penentu lokasi industri besi dan baja industri (e.g., Isard 1948; 1956). Mula-mula Isard memperkenalkan konsep "Jarak yang dimasukkan", jadi diberi label untuk "mengejutkan para ahli (dari ekonomi nonklasik) ke kesadaran bahwa ada ruang dan membutuhkan pengakuan ke banyak teori ekonomi tradisional kita." (Smith 1990, p.2) Dalam penunjuk Methods of Regional Analysis (1960), Isard menggambarkan peran biaya transportasi di lokasi industri melalui analisis biaya komparatif. Perbedaan biaya transportasi diperlihatkan untuk menjadi faktor utama dalam mencari petrokimia tanaman, karena tidak ada perbedaan biaya yang signifikan antara
daerah dari skala ekonomis. Sebaliknya, di industri aluminium,
perbedaan regional dalam biaya tenaga listrik mendominasi perbedaan biaya transportasi.
Model gravitasi diwakili pembangunan yang lain terutama relevan dengan geografi transportasi. Walaupun sekarang sudah biasa, model gravitasi di tahun 1950-an sering dipandang dengan kecurigaan. Ini kekurangan teoritis kokoh berdasarkan penjelasan. Isard mengklaim bahwa ilmu wilayah adalah "ilmu social pertama untuk melegitimasi gravitasi dan interaksi ruang yang terkait dengan model.''(Isard 1990, hal 296) Dalam Methods of Regional Analysis, kelurga mo0del ini diperkanalkan dengan pertanyaan yang terkait dengan aglomerasi ekonomi dan disekonomis, dengan ide bahwa kekuatan-kekuatan ini dibatasi perjalanan dan mengalir antar daerah.
Sementara itu, bekerja pada pemrograrkenaman linier antardaerah mengatur tingkatan untuk kelas optimasi pertanyaan yang dikenal sebagai "masalah transportasi." menyangkut bagaimana mengalokasikan aliran di antara daerah dalam rangka meminimalisasi biaya transportasi, sesuai dengan batasan-batasan tertentu. Dalam Methods of Regional Analysis, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti program''bagaimana produksi dan pengiriman beragam kegiatan dari beberapa daerah untuk memaksimalkan pendapatan, pekerjaan, atau sebagian besar lainnya
dari sistem antardaerah ...?''(hal. 415)
Akhirnya, jalur ketiga berkaitan dengan pengaruh Isard's bekerja di
melembagakan bidang ilmu wilayah. Bersama dengan sekelompok kecil
yang berbagi visinya, Isard mendirikan Asosiasi Ilmu Wilayah di
1954. Awalnya sebuah cabang dari Asosiasi Ekonomi Amerika konferensi,
pertemuan ilmiah regional dengan cepat mengambil hidup mandiri. Jilid pertama Papers and Proceedings dari Asosiasi Ilmu Wilayah dipublikasikan setelah pertemuan tahun 1954. Jurnal ilmu wilayah dimulai tahun 1958.
3. Geografi Transportasi dan Revolusi Kuantitatif
Munculnya geografi transportasi sebagai bidang nyata dari geografi terkait erat dengan kemunculan "revolusi kuantitatif" yang memperkenalkan kembali bidang tersebut tahun 1950-an. Isard dan ilmu wilayah menimbulkan sebuah inspirasi untuk memainkan - bahkan katalitis - peran dalam perkembangan ini.
Menurut salah satu catatan terdahulu, kuantitaif dan karya teoritis yang muncul pada 1950-an dan 1960-an keduanya memiliki sumber-sumber geografi dan non-geografi. Sumber utama pengaruh non-geografi adalah ekonomi dan ilmu wilayah. Pada 1950-an kelompok Washington sangat mempengaruhi rencana ekonomi. Seperti yang Berry catat, pelatihan prasarjana miliknya dalam ekonomi; Garrison berada di Pennyslvania dengan Walter Isard; dan bberapa grup pertama bekerja dengan ekonometrian Arnold Zellner (Taaffe 1993, p. 424).
Jadi Isard dan ilmu wilayah berpengaruh dalam kerangka pendekatan spasial umum yang diadopsi oleh geografi transportasi pada tingkatan kritis dalam pembangunan itu.
Geografi transportasi pertama kali terdaftar dalam Association of American Geographers' survey of the discipline pada 1954. (Ullman and Mayer 1954; see also Taaffe and Gauthier 1994). Hingga awal 1950-an, beberapa ahli geografi mempelajari transportasi di Amerika Utara, konteks; yang dilakukan sebagian besar menyangkut diri mereka sendiri dengan menjelaskan mengklasifikasikan, dan pemetaan rute transportasi (Eliot Hurst 1974). Black (1989) menggolongkan geografi transportasi pada waktu itu sebagai bidang dengan "Literatur kecil dan sebenarnya kekurangan teori. Lapangan tanpa data dan sebuah bidang dimana satu-satunya model yang dikenal bentuk yang tanpa model gravitasi." (p. 316)
1950-an merupakan masa penyeledikan untuk bidang ini. Langkah besar dibuat oleh sedikit geografer untuk menentukan dasar teoretis untuk pelajaran transportasi. Kegiatan yang menentukan dalam periode awal ini terjadi di University of Washington, di mana geografer mengejar ide transportasi dan organisasi spasial melalui dua pendekatan yang sangat berbeda (lihat Taaffe dan Gauthier 1994; Eliot Hurst 1974; Black 2003).Pada awal dekade, Edward Ullman mengembangkan sebuah kerangka kerja konseptual (''Ullman's triad'') untuk menjelaskan mengapa aliran atau interaksi antara beberapa daerah lebih besar daripada antara daerah-daerah lain (Ullman 1956; Taaffe et al. 1996). Kerangka ini terdiri dari tiga faktor utama: pengalihan (berkaitan dengan biaya transportasi dan gesekan jarak), saling melengkapi (berkaitan dengan keunggulan komparatif dan pola perdagangan), dan intervensi kesempatan (berkaitan dengan kompetisi). Dalam mengembangkan kerangka kerja baru ini,
Ullman direferensikan karya Zipf, Stewart, dan lain-lain di gravitasi
model.
Kontribusi Ullman untuk geografi transportasi juga mencakup substansial
pemetaan usaha komoditi mengalir di seluruh AS (Ullman 1957).
Isard mengutip peta ini di beberapa panjang lebar dalam Metode Analisis Wilayah (1960). Dia mencatat, bagaimanapun, bahwa sebagian besar studi deskriptif harus dilengkapi dengan analisis, hipotesis, dan model yang akan berguna dalam memperkirakan masa depan pasar dan agregat lain dan dalam mengidentifikasi sumber daya dan potensi pengembangan industri.'' (p.144) Kebutuhan ini, ia menganjurkan, bisa diatasi dengan menerapkan metode seperti misalnya regional dan antardaerah input-output model, analisis pengganda dan lokasi, dan antardaerah teknik pemrograman linear. Pada sekitar waktu yang sama, William Garrison, juga di Universitas Washington, adalah perintis geografi transportasi baru, yang didasarkan pada statistik dan analisis matematis:
... Garrison mengambil keuntungan dari presisi spasial yang melekat pada
fasilitas transportasi dan mengalir dan, bersama-sama dengan yang benar-benar luar biasa sekelompok mahasiswa pascasarjana, memicu yang disebut 'Kuantitatif Revolusi ', pertama dengan menerapkan analisis statistik dan matematis untuk beberapa studi dampak jalan raya (Garrison et al. 1959) kemudian dengan mencoba untuk mengembangkan konstruksi teoretis, sebagian dari mengamati keteraturan, dan sebagian dari hubungan dekat dengan ekonom. (Taaffe dan Gauthier 1994, hal 156)
Dalam pelatihan kelompok yang luar biasa dari mahasiswa pascasarjana di Universitas Washington, Garrison digunakan Lokasi dan Ruang Ekonomi Isard (1956) sebagai buku pelajaran. Richard Morrill (1984), salah satu mantan mahasiswa, ''Walaupun kita dikritik sebagai tak terbaca, kami secara kerumitan dikonversi dengan sesuatu yang lebih menarik daripada statistik: pencarian teori, dan gagasan bahwa hal ini dapat dinyatakan dengan model matematika.''(hal.60)
Penyelidikan peristiwa yang disebutkan di atas dibiayai oleh Federal Highway Act pada 1956, satu dari sedikit dalam program tersebut melibatkan geographer. Ini terdiri dari 5 seri serangkaian penjelasan tentang hubungan antara aksesibilitas dan transportasi organisasi spasial kegiatan dan penggunaan lahan (Mayer 1960). Menurut Brian Berry, salah satu co-penulis, kontribusi dari pekerjaan termasuk tidak hanya teoritis dan temuan empiris (misalnya, bahwa jalan raya baru tidak harus menghasilkan lalu lintas baru), tetapi juga memperlihatkan kemajuan teknis penggunaan statistik dan matematika''alat dan imbalan yang diperoleh kepada pekerja riset dari perumusan masalah hati-hati dan eksperimental desain.''(Berry 1959, hal 342)
Jelas, sifat penyelidikan dalam geografi transportasi telah berubah. Para peneliti kini mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti:''Apa yang dimaksud dengan peran transportasi dalam ruang ekonomi? Bagaimana pola ekonomi dipengaruhi oleh sifat jaringan transportasi yang tersedia? Apa pentingnya terhadap perekonomian adalah perbaikan dalam fasilitas transportasi?''(Berry 1959, hal 328) Mereka berusaha untuk berdua mengerti dan meramalkan misalnya, ''sampai sejauh mana dapat mencontoh perdagangan gandum dan tepung dapat diproyeksikan dari teknik-teknik dan informasi yang tesedia?''(Morrill and Garrison 1960, hal 116)
Inovasi dari tahun 1950-an menyebabkan periode konsolidasi dan model-bangunan lebih canggih di tahun 1960-an (Taaffe and Gauthier 1994; Eliot
Hurst 1974). Menurut Morrill,''Ini wajar untuk menegaskan bahwa dari tahun 1954 - 61, Universitas Washington dominan dan paling inovatif
departemen dalam pengembangan kuantitatif dan teoritis
geografi. Setelah tahun 1961, peran ini menyebar ke beberapa institusi ... terutama melalui 'generasi kedua dari lulusan Washington (misalnya Berry, Dacey,Bunge dan Marmer) ...''(1984 Morrill hal 62) Pusat Transportasi di Northwestern University, tempat Garrison bergerak pada tahun 1960, memainkan peran penting dalam konsolidasi. Ini dipelopori karya di bidang-bidang seperti analisis jaringan, permintaan pemodelan transportasi, dan transportasi studi sistem (Eliot Hurst 1974). Di 1960-an juga terlihat perkembangan awal dari kurikulum universitas modern di geografi transportasi, yang menuntun penerbitan Taaffe and Gauthier's influential textbook Geography of Transportation in 1973 (Rodrigue 2003, p. 73).
4. Tema dan Metode Awal Geografi Transportasi
Tema transportasi pada karya Isard juga menyediakan beberapa pengertian dan metodelogis blok bangunan untuk geografi transportasi. Seperti yang ditulis sebelumnya,di edisi pertama Geografi Transportasi yang diterbitkan pada 1973. Buku ini merupakan ringkasan penting dari Tema dan metode yang dikembangkan sejak awal, seperti kemunculan geografi transportasi sebagai bidang dari mata pelajaran. Oleh karena itu dapat berfungsi sebagai sumber utama bukti pengaruh karya Isard secara khusus dan ilmu wilayah secara lebih luas, paling tidak sejauh menyangkut kutipan publikasi.
Awlanya, pengaruh akan tidak tampak langsung. Taaffe dan Gauthier tidak menyebutkan secara langsung ilmu wilayah, bahkan bertentangan geografi transportasi dengan geografi transportasi lain.
ナpara geographer mempelajari transportasi sebagai sebuah aspek dari pengorganisasian daerah. Sementara ekonom dapat mempelajari karakteristik biaya berbagai modus transportasi, insinyur dapat mempelajari operasi perbandingan karakteristik dari modus, dan ilmuwan politik dapat mempelajari kebijakan peraturan dalam setiap mode, geographer memusatkan perhatian pada struktur ruang yang dibentuk oleh mode ini dan berusaha untuk memahami proses-proses yang telah
menciptakan mereka. (hal. 1)
Selain itu, dalam karyanya Isard menyebutkan dua catatan kaki, satu yang memperhatikan definisi aglomerasi ekonomi dan yang lain menunjukkan kelemahan dari model gravitasi.
Namun, pemeriksaan lebih dekat menunjukkan garis lebih jelas pengaruh.
Geografi Transportasi (1973) pada dasarnya diatur ke dalam dua besar
pengelompokan bab. Dua bab pertama hadir konsep dan tema
berkaitan dengan transportasi, proses spasial, dan tata ruang. Itu
sisa bab, kecuali untuk ringkasan bab penutup, fokus pada
tiga metode analisis: model gravitasi (untuk menilai mendasari
gaya), grafik-teori ukuran jaringan (untuk mengevaluasi aksesibilitas
sistem dan bening), dan alokasi model (untuk mengoptimalkan mengalir pada jaringan). Pertama dan ketiga metodologi ini tentu beresonansi dengan transportasi yang terkait dengan tema dalam karya Isard.
Bibliografi yang panjang, di mana Taaffe dan Gauthier memberikan referensi untuk masing-masing dari tema-tema yang dikembangkan dalam buku ini, menyajikan bukti yang lebih spesifik. Karya Isard sendiri dikutip di bawah tiga judul. Bagian implikasi lokasi transportasi awal mengutip Isard bekerja pada jarak input dan ruang ekonomi (Isard 1954). Bagian tentang model gravitasi menyebutkan Metode Analisis Wilayah sebagai "faktor utama" sumber.
Akhirnya, bidang tentang model alokasi mengacu pada Jurnal Ilmu Wilayah Isard makalah tentang pemrograman linear antardaerah (Isard 1958), sekali lagi "faktor utama" karya.
Selain itu, bibliografi juga mengutip sejumlah dokumen yang
diterbitkan di tempat ilmu wilayah, terutama , Journal of Regional
Sains dan Proceedings dan Papers (kemudian makalah) dari Asosiasi Ilmu Wilayah. Kutipan ilmu pengetahuan daerah yang paling banyak terdapat di bidang pada model gravitasi (11 dari 41, belum termasuk publikasi menurut ilmuwan daerah dalam geografi, perencanaan, atau outlet lainnya). Pada bagian alokasi model, hasil hitungan 7 dari 33 referensi. Bahkan bagian
analisis struktural jaringan transportasi menemukan pengaruh yang cukup besar. Sementara Karya Isard sebagian besar mengabaikan analisis transportasi sebagai jaringan sebuah jumlah karya awal di daerah ini (4 dari 11 "aplikasi" referensi) tetap dapat ditemukan dalam ilmu wilayah publikasi. Penulis makalah ini, apakah atau tidak mereka akan menyebut diri ilmuwan daerah, setidaknya memberikan kontribusi terhadap kegiatan lapangan.
5. Orang-orang, Tempat dan Lembaga
Pentingnya kekhasan orang-orang, tempat dan lembaga membenuk sebuah bidang pertumbuhan yang mungkin tidak lebih nyata dari permulaannya. Pada kasus geografi transportasi, karakter para pelaku kecil. Setelah diselidiki banyak hubungan mereka dengan Walter Isard dan ilmu wilayah. Tidak mungkin untuk menetapkan pengaruh Isard secara definitif, tetapi bobot dari koneksi ini jelas.
Seperti yang dicatat sebelumnya, munculnya geografi transportasi sebagai bidang mata pelajaran pada 1950-an sebagian besar dibentuk oleh kerja Edward Ullman dan Willian Garrison (dan mahasiswa) di Universitas Washington. Keduanya ternyata memiliki hubungan langsung dengan Walter Isard dan ahli ilmu wilayah. Sebelum pindah ke Universitas Washington, Ullman yang telah mengajarkan perencanaan wilayah di Harvard University selama beberapa tahun setelah Perang Dunia II. Jabatannya ada tumpang tindih dengan Isard, yang telah berada di Harvard sejak 1949-1953, bekerja sama dengan Wassily Leontief pada input-output model dan perluasan, ketertarikannya dalam ruang ekonomi dari teori lokasi pemahaman wilayah sebagai fungsi sebenarnya (Kuenne 1990).
Ullman dan Isard mengetahui dengan baik kerja satu sama lain selama saat di Harvard dan sesudahnya. Meskipun perbedaan jelas dalam fokus dan pendekatan, mereka berbagi kepentingan dalam proses interaksi spasial. Mereka bersama-sama menulis makalah yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan Asosiasi Geografer Amerika pada tahun 1951. Dengan judul "Analitikal Lain Terhadap Geografi Ekonomi : Pelajaran dari Fenomena Aliran" mencatat bahwa fenomena aliran telah diabaikan dalam kedua ekonomi dan geografi, dan membuat metode analisis baru untuk dikembangkan dan diterapkan. Dalam makalah ini, kontribusi konsepsual Isard dan empiris Ullman jelas:
Konsep jarak masukan, yaitu gerakan dari satuan berat lebih dari satu satuan jarak, diusulkan. Dalam hal itu, arus mentah bahan dan produk jadi dalam setiap kegiatan ekonomi dapat diungkapkan. Tapi konsep spasial lainnya, juga harus dikembangkan dalam rangka untuk memahami volume, intensitas, dan panjang industri dan obligasi pertanian yang menghubungkan titik-titik di ruang, yang saling menghubungkan
daerah, dan yang menyebabkan urutan dan pola keberdaan manusia berbagai bidang untuk menjadi saling tergantung. Mencukupi data arus
yang sulit didapatkan tetapi dapat digunakan untuk memberikan pemahaman yang lebih besar. Sebagai contoh penggunaan data arus, beberapa peta telah disiapkan [rel pengiriman, pengiriman batu bara, dan pengiriman dalam dan keluar kota pelabuhan Mobile ...] (hal. 179)
Seperti dicatat sebelumnya, dikutip Ullman Isard peta komoditi mengalir di beberapa panjang lebar dalam Metode Analisis Wilayah, mengakui deskriptif nilai mereka tapi mencatat tambahan kebutuhan untuk analisis, hipotesis, dan model.
Ullman, menurut Morrill (1984), adalah bagiannya "bukan [rasul] dari
'revolusi kuantitatif', tetapi ... mengerti apa yang ilmu pengetahuan adalah tentang ... dan sering kali mempertahankan kita semangat lebih berupaya sepanjang garis ini.''(hal. 59) Catatan menunjukkan bahwa ia menyajikan makalah di beberapa pertemuan awal Asosiasi Ilmu Wilayah. Pada tahun 1970, ia menjabat sebagai presiden ke-11 Asosiasi Ilmu Wilayah Barat (Velikonja 1994, hal 17) Pengaruh Isard pada karya William Garrison lebih besar. Peran Isard dan ilmu wilayah dalam munculnya "revolusi kuantitatif"
geografi, dipimpin oleh Garrison ke tingkat utama, telah
disebutkan. Menurut Getis (1993, hal 519), itu Garrison's abadi "minat dalam teknologi baru dan operasi teori terbaru yang memungkinkan
sistem transportasi dan tata ruang interaksi untuk beroperasi secara efektif" yang mengarah dia untuk mempelajari metode kuantitatif dalam geografi. Dalam sebuah retrospektif di "revolusi kuantitatif" dan perannya dalam membentuk pelajaran, Getis 13 peristiwa-peristiwa penting sebelumnya 4 dekade. Dari jumlah tersebut, terdapat "Sambungan Ilmu Wilayah" Pada pertengahan 1950-an, William Garrison menghabiskan setahun di Universitas Pennsylvania, di mana ia bertemu dengan Walter Isard. Isard, memberontak terhadap "kekurangan ruang" profesi ekonomi, menulis Lokasi dan Ruang Ekonomi dan mendirikan Asosiasi Ilmu Wilayah. Buku Isard dibacakan secara rinci dalam kursus Garrison di Washington. Faktanya sebuah ekonomi geografi baru diciptakan oleh Garrison, Berry, dan Morrin segera menjadi pendekatan utama pada bidangnya.(hal. 521)
Sementara Garrison tidak muncul untuk turut menulis karya apapun dengan Isard, ia sudah pasti merupakan peserta aktif dalam bidang ilmu wilayah pada awal tahun. Sejumlah studi transportasinya lebih awal diterbitkan dalam Papers and Proceedings of the Regional Science Association. Sebagai contoh, dalam peristiwa Connectivity of the Interstate Highway System'' (1960), Garrison membicarakan tentang konstruksi terbaru dari Interstate Highway System sebagai grafik dan menyajikan grafik-teoritis sebagai langkah untuk menilai konektivitas dan tempat aksesbilitas. Karya lain yang diterbitkan di Papers and Proceedings termasuk ''The Spatial Impact of Transport Media'' (1955), ''Parameters of
Spatial Interaction'' (1956), dan ''Factor-Analytic Study of the Connectivity
of the Transportation Network'' (dengan D. Marble 1964). Garrison juga menjalankan (terus bersama beberapa bekas mahasiswanya yang telah lulus) sebagai satu dari asosiasi awal editor dari Jurnal Ilmu Wilayah.
Sementara itu, Isard mengakui karya Garrison dan kelompoknya membuat kontribusi penting dalam ilmu wilayah. Dua dari makalah Garrison dikutip sebagai referensi dalam bab tentang model gravitasi dan potensi dalam Metode Analisis Wilayah. Juga terdapat laporan singkat yang menyebutkan Garrison dan Marble kemudian-tidak dipublikasikan bekerja di program analisis linier dari jaringan jalan raya. Dalam sebuah diskusi retrospektif pelembagaan ilmu wilayah, Isard menulis: Dalam Amerika Utara, Bill Garrison, di awal tahun didukung oleh Ed Ullman, mampu menghasilkan siswa cemerlang - Brian Berry, Michael Dacey, Duane Marmer, Dick Morrill, Waldo Tobler, Seni Getis, John Nystuen, dan beberapa yang lain, yang bersama-sama dengan Julian Wolpert dan Bill Warntz menyebarkan ajaran di antara geografer. (Isard, 1990 hal 300)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, peran sentral awal dari Universitas Washington dalam pengembangan geografi transportasi memberi jalan bagi berkembangnya pusat-pusat penelitian lain. Pengaruh dari Isard dan ilmu wilayah berlanjut, meskipun mungkin ada beberapa yang dihapus. Edward Taaffe terlibat dengan Pusat Transportasi di Northwestern University dari tahun 1956 hingga 1963, di mana ia datang ke dalam hubungan dengan Berry, Morrill, dan Garrison. Kemudian, ia pindah ke Ohio State Univesity sebagai ketua departemen. Dalam ceritanya,
" Peran penting saya selama 1950-an dan 1960an mungkin digolongkan sebagai suatu jembatan antara analisis spasial dan apa yang mungkin dijelaskan sebagai "geografi tradisional". Bekerja di Chicago dengan Platt, Harris, dan Colby meyakinkan saya bahwa bidang geografi, meskipun banyak masalah, telah banyak ditawarkan ilmu pengetahuan social. Bekerja dengan para ekonom dan dengan literatur ekonomi dan ilmu wilayah dengan baik bersama kelompok Garrison-Berry-Morrill, mahasiswa pascasarjana Northwestern, dan pemuda Ohio State faculty meyakinkan saya tenteng kegunaan analisis spasial dalam geografi." (Taaffe 1993, p. 423)
Getis mengidentifikasi kenaikan dalam Ohio state sebagai kunci peristiwa lain dalam "revolusi kuantitas" dan membentuknya kembali dalam geografi, mencatat Taaffe, sebagai " satu pelajar tekun dari metodologi baru., sangat berpengaruh ketika ia pindah ke Ohio dalam penggunaan ''kader relatif besar kuantitatif peneliti, banyak di antaranya telah pergi untuk menjadi pemimpin kuantitatif geografi.''(Getis 1993, hal 522)
Taffe juga mengemukakan diskusi makalah yang dibuat kelompok Garrison di Universitas Washington "cukup berpengaruh" satu dari risetnya di Northwestern, termasuk ahli geografi transportasi seperti Peter Gould dan Howard Gauthier (Taaffe 1993, p. 425). Gauthier, ketika di Ohio, juga mempublikasikan beberapa pekerjaannya mengenai transportasi dan pembangunan ekonomi di Sao Paulo pada Jurnal of Regional Science (1968).
Dalam melacak jaringan hubungan antara geografi transportasi dan
ilmu wilayah, penting untuk dicatat peran lembaga-lembaga. Secara khusus, publikasi ilmu wilayah, lembaga-lembaga dan konferensi
tampaknya telah memainkan bagian penting dalam periode awal. Misalnya
Morrill (1984) mengingatkan bahwa:
Selama periode 1958-60, kelompok kuantitatif itu memang, sangat kecil dan relatif tersebar. Individu dianggap diri mereka sebagai
'Misionaris'. Walaupun ada komunikasi intens dalam pertemuannya,
terutama mekanisme yang sangat penting bagi penguatan kelompok
dan untuk 'menyebarkan pesan' adalah lembaga awal dan lokakarya.
... Lembaga ilmu wilayah (menurut saya) tahun 1964 dan 1965, peningkatan hubungan dengan pelajaran terkait, dan merupakan alat dalam menyebarkan 'revolusi' ke Britania melalui dikonversi peserta, Peter Haggett. (hal. 65)
Getis (1993) juga mencatat hubungan Inggris sebagai salah satu peristiwa penting: "segera setelah didorong oleh Brian Berry untuk menghadiri seminar ilmu wilayah di Berkeley dan kemudian ikut serta dalam sebuah lembaga NDEA di Northwestern, Haggett menulis salah satu buku yang paling berpengaruh yang pernah diterbitkan dalam geografi:
Locational Analysis in Human Geography.'' (p. 521) Haggett pada mempublikasikan sebuah makalah tentang model jaringan jalan raya dalam 1967 masalah suplemen khusus Jurnal Ilmu Wilayah yang terdiri sepenuhnya dari karya ahli geografi.
Seperti telah dikatakan di atas seluruh diskusi ini, banyak makalah terdahulu geografi transportasi yang diterbitkan dalam jurnal ilmu wilayah.
Yang penting jurnal ini sebagai jalan keluar penelitian harus ditekankan. Morrill (1984) mengingatkan suasana kompetitif dengan atmosfer
geografi dan ahli geografi saat itu :"tekanan eksternal bukan hanya ketakutan khayalan. Benar-benar ada permusuhan dan penindasan besar, yang nyata terwujud melalui berbagai program komite, sesi ketua dan editor jurnal." (hal. 66) Berry menawarkan sebuah anekdot yang menceritakan tentang empat makalah terkait yang ditulis oleh Garrison dan Marble, saat di University of Washington:
Satu ... ini dibacakan oleh Garrison pada pertemuan Asosiasi Ilmu Wilayah 1957 dan diterbitkan di Papers. Tiga ... diserahkan ke
Geographical Review dan segera ditolak: Wilma Fairchild mengatakan mereka terlalu matematis - definisi "bukan geografi". Kecurigaan tentang "kita" dan "mereka" mengemuka, tetapi ditekankan, tiga draf yang disampaikan merupakan sebuah "sejarah". Hanya pertama yang telah diterima, tetapi judulnya telah ditukar.... Mungkin pikirannya berbeda jika kita telah menekannkannya dan mengirim Snohomish Country Paper ke geografi ekonomi? Raymond Murphy menerima yang pertama "sebagai eksperimen, untuk melihat yang mana yang akan menjadi objek" untuk apa dia menyebutnya "matematik bukan geografi". Karena sedikit komplain, untuk kedua kalinya.... pengalaman dengan papernya sebagai contoh geografi saat itu. Geograf ragu, menolak dan kita terbalas. ....respon kami sederhana untuk pertikaian kuat, dan untuk dukungan luar, kita jangkau keluar untuk mencakup regional science dan kekuatan analisis input-output dan teknik lain, dan juga menerima teori lokasi...(Berry 1993, p.438).
6. Perkembangan Geografi Transportasi
Hubungan dan pengaruh timbal balik antara ilmu pengetahuan wilayah dan geografi transportasi kurang nyata pada pendidikan dekade belakangan ini dibandingkan pada tahun 1950-an dan 1960-an. Pada periode awal, banyak bukti mendukung gagasan bahwa ilmu pengetahuan regional dan Walter Isard adalah bahan penting dalam perkembangan awal geografi transportasi ketika ini timbul dari "revolusi kuantitatif" dalam geografi. Walaupun sulit untuk mendefinisikan secara pasti (karena salah satunya jumlah peneliti yang terlibat telah tumbuh dengan pesat), diargumentasikan di sini bahwa hubungan awal ini telah sangat memudar ketika pertanyaan dan metode pada dua bidang tersebut telah beragam.
Sejauh ilmu wilayah diperhatikan, wajar jika dikatakan perkembangan pada dekade belakangan ini telah mengarah pada peningkatan kecanggihan dalam pemodelan kuantitatif, yang banyak bersinggungan dengan keuntungan ekonomi. Hal ini nyata dalam perbandingan buku pelajaran Methods of Regional Analysis tahun 1960 dengan revisinya tahun 1998 yang diberi judul ulang Methods of Interregional and Regional Analysis (Isard et al. 1998). Beberapa topik yang ditambahkan dalam edisi terakhir tersebut termasuk metode analisis ekonometri spasial, pemodelan akuntansi sosial (SAM), pemodelan keseimbangan umum terapan (AGE), dan simulasi mikro. Topik-topik yang diperoleh dari edisi aslinya, seperti analisis input-output dan model gravitasi, diperlakukan dengan kemajuan yang jauh lebih tinggi. Meskipun demikian, dapat dicatat bahwa sangat sedikit telah ditambahkan dengan melihat pada masalah dan metode analisis untuk sistem transportasi. Lebih-lebih, dengan refleksi jalur minat Isard sendiri, banyak dari bahan baru berhubungan dengan perluasan dari skala analisis wilayah menjadi antarwilayah.
Revisi ini menyediakan sebuah cerita yang berlawanan dengan pembaharuan yang dibuat pada bukut pelajaran Taaffe dan Gauthier tentang Geografi Transportasi. Sebuah tambahan kedua, dengan penulis kedua Morton O'Kelly dipublikasikan pada tahun 1996. Tiga metode analisis asli (model gravitasi dan interaksi spasial, pendekatan teoritis-grafis pada analisis jaringan, dan model alokasi) tetap ada, dan diperbaharui; sebagai contohnya dengan penambahan model interaksi spasial dengan hambatan dan analisis jaringan hub-dan-spoke. Meskipun demikian, revisi yang paling penting mungkin adalah penambahan bab baru tentang transportasi perkotaan, termasuk satu penentuan isu transportasi perkotaan, tentang sistem model transportasi perkotaan (UTMS), dan yang ketika tentang tantantang terhadap UTMS dalam bentuk model keperilakuan pada pilihan perjalanan.
Perlu dicatat bahwa dalam pembaharuan isi dan referensi bukunya, bukan satu kutipan tunggal baru ditambahkan pada publikasi pada tahun 1970-an dan lebih jauh pada jurnal ilmu pengetahuan regional utama. Tidak diragukan lagi, ini sebagian merefleksikan ketersediaan outlet publikasi lainya (misalnya, Jurnal Geografi Transport dimulai pada tahun1993), dan perubahan iklim yang membuat geografer transportasi, termasuk pemodel kuantitatif, bisa mempublikasikan jurnal arus utama dalam geografi dan bidang-bidang yang berhubungan seperti perencanaan perkotaan. Meskipun demikian, ini juga berbicara pada jarak yang semakin meningkat antara geografi transportasi dan ilmu pengetahuan regional.
Black (1989) menyediakan sebuah survei literatur geografi transportasi dan sebuah tinjauan perubahan dalam paradigma penelitiannya sepanjang akhir tahun1980-an. Ia mencatat bahwa karya dalam tradisi analisis jaringan utamanya dilakukan pada tahun 1960-an. Dari pertengahan tahun 1960-an sampai pertengahan tahun 1970-an, banyak perhatian bergeser pada transportasi perkotaan dan isu sosial, yang dapat dikaitkan sebagian pada pendanaan pemerintah pusat untuk sistem transit massal. Setelah pertengahan tahun 1970-an, ia mencatat bahwa pendanaan pemerintah pusat, sebagimana juga beberapa aktivitas penelitian bergeser pada isu-isu kebijakan transportasi regional seperti deregulasi perusahaan penerbangan.
Taaffe et al. (1996) secara serupa mencatat ketidakpuasan yang timbul pada model analitik kuantitatif tahun 1950-an dan 1960-an dan perhatian yang diberikan geografer tansportasi pada isu sosial. Kritik sosial dan lingkungan direkrut melawan perencanaan transportasi perkotaan tradisional, yang menerapkan model jangka panjang skala besar untuk meramalkan kebutuhan perjalanan dan kapasitas jalan tol yang meningkat. Sebaliknya, legislasi tahun 1975 yang memerintahkan Manajemen Sistem Transportasi : "meminta agen perencanaan untuk meningkatkan kapasitas sistem yang ada untuk melayani lebih banyak orang lebih daripada lebih banyak kendaraan. Tujuannya adalah untuk dapat menggunakan fasilitas transportasi yang telah ada secara lebih efektif dan efisien. Perubahan dalam penekanan tersebut adalah dari konstruksi jalan raya menuju perkembangan transportasi multimodal". (p. 341). Ini mensyaratkan sebuah pendekatan baru (seperti model logit) untuk memprediksi perilaku pilihan perjalanan individu, ermasuk piihan moda dan penggunaan transportasi publik. Ini mensyaratkan pendekatan yang bisa menilai dampak rencana tansportasi dan kebijakan pada sub kelompok penduduk yang berbeda seperti orang tua dan orang miskin.
Beberapa perubahan dalam geografi transportasi juga dipengaruhi oleh kritik dan posisi positivis yang timbul dalam geografi dari tahun 1970-an. Taaffe dan Gauthier (1994) mendiskusikan dan merespons pada kritik ini. Lebih jauh, mereka menyediakan sebuah tinjauan pluralisme intelektual yang mencirikan geografi transportasi sejak tahun 1970-an. Kaya dalam tradisi organisasi spasial, sebagai contohnya, telah merentangkan kisarannya dari pembangunan model, studi analitik/empiris, dan analisis GIS sampai pemodelan keperilakuan, studi humanis/budaya (termasuk historis) dan karya teori Marxist/sosial.
Dalam konteks ini, satu perkembangan yang penting adalah perubahan dari pemodelan agregat menjadi model keperilakuan disagregat yang didasarkan pada individu atau rumah tangga sebagai unit analisis, sebagaimana juga minta yang berhubungan dalam transportasi perkotaan. Sebuah buku teks baru diedit oleh Susan Hanson pada Geografi Transportasi Perkotaan pada tahun 1986 dan direvisi pada tahun 1995. Menurut Hanson, "Dengan penurunan manusia ekonomi dan penggantiannya dengan berbagai pembuat keputusan, geografi keperilakuan mendorong peningkatan pertama gagasan bahwa tiap-tiap titik pandang adalah parsial, tidak lengkap, dan tergantung pada lokasi subyekナini adalah pengakuan pertama dalam geografi teoritis yang obyek studinya juga merupakan subyek" (Hanson 1993, h. 554). Pertumbuhan penelitian pda model disagregat diikuti dengan lini baru penelitian. Sebagai contohnya, walaupun karya pada aksesibilitas sebelumnya memfoskan pada pencirian jaringan, moda dan tempat, penelitian baru timbul pada aksesibilitas orang dan isu mobilitas yang berkaitan.
Untuk tinjauan kisaran topik penelitian yang baru dalam geografi transportasi sekarang ini, orang bisa mensurvei presentasi yang dikaitkan dengan judul ini yang dibuat pada pertemuan tahunan yang paling baru (2003) dari Association of American Geographer. Sebuah klasifikasi impresionis secara meyakinkan mengungkapkan beberapa tema utama. Sejumlah makalah memodel aksesibilitas dan mobilitas individu; sebagai contohnya, dengan referensi pada perolehan perjalanan, layanan transit publik, atau perbedaan gender dalam hambatan ruang-waktu. Bagian lainnya memperhatikan perubahan dalam jaringan transportasi, khususnya jaringan hub-dan-spoke, dan pengaruh peraturan dan restrukturisasi. Tema utama ketiga bersinggungan dengan perkembangan model berbasis GIS untuk transportasi. Aplikasinya temasuk penilaian aksesibilitas, kerentanan, pola kecelakaan, dan evakulasi darurat.
Sebuah survei serupa bisa dibuat menjadi program dalam Pertemuan Amerika Utara (2002) yang paling barutentang Regional Science Association. Makalah pada topik transportasi disajikan dengan baik dalam program itu. Beberapa makalah (dan sangat sedikit dari penyaji) saling tumpang tindih dengan pertemuan AAG. Sebagai contohnya, ada pape pada model disagregat lokasi aktivitas perkotaan dan pilihan perjalanan. Meskipun demikian, ada keuntungan antardisiplin yang lebih besar dengan peserta dari ekonomi, analisis kebijakan, dan perencanaan perkotaan. Makalah pada pemberian harga untuk jalan, sebagai contohnya, atau dampak pertumbuhan jalan tol sepertinya tidak disajikan pada pertemuan AAG.
7. Kesimpulan dan Peluang
Telah diperlihatkan dalam makalah ini bahwa Water Isard secara khusus dan ilmu wilayah secara lebih luas memainkan peranan penting dalam perkembangan awal geografi transportasi. Pengaruh ini merupakan pengaruh pribadi, institusional dan juga intelektual. Pada dekade yang lebih baru, ketika geografi transportasi dewasa, tumbuh, dan berubah, kejelasan dari hubungan ini sebagian besar hilang.
Peringatan 50 tahun ilmu wilayah, adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkan kesempatan berinteraksi yang lebih baik. Penulis berpendapat, kontinuitas dan kekuatan ilmu wilayah berasal dari sifat antar-pelajarannya. Sejak kemunculannya ilmu wilayah telah menjadi tempat pertemuan bagi orang-orang dan gagasan-gagasan yang berkaitan dengan isu-isu perkotaan dan wilayah. Dalam arena ilmu pengetahuan regional, geografer transportasi banyak memberikan kontribusi -GIS lanjut- berbasis modeling, pengetahuan empiris dari industri dan jaringan transportasi, dan model perilaku perjalanan yang diinformasikan oleh teori feminis, dan beberapa lainnya. Transportasi berdasarkan sifatnya merupakan bidang aplikasi yang mensyaratkan analisis pelengkap dari ahli ekonomi, teknik sipil, analis kebijakan publik, dan perencana sebagaimana juga geografer. Ilmu wilayah terus menyediakan lingkungan yang konstruktif untuk interaksi seperti itu.
Langganan:
Postingan (Atom)