Sabtu, 27 Maret 2010

Metode Penalaran

Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.

Metode deduktif
Adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian yang lebih khusus.
Metode ini diawali dari pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Artinya, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu permasalahan.

Penalaran deduktif biasanya terdiri dari tiga bagian yaitu premis mayor, premis minor dan konklusi.

Premis mayor artinya pernyataan umum, sedangkan premis minor artinya pernyataan khusus. Proses itu dikenal dengan istilah silogisme. Artinya, berfikir deduktif adalah berpikir dari yang umum ke yang khusus. Dari yang abstrak ke yang konkrit. Dari teori ke fakta-fakta. Sebaliknya adalah berfikir induktif. Berfikir induktif adalah berfikir dari yang khusus ke yang umum. Berfikir induktif adalah berfikir berdasarkan pada pengajuan fakta-fakta dahulu.

Premis adalah sesuatu yang telah diketahui dan diterima (teori, hukum, asumsi). Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan disebut premis

Contoh :
- Premis mayor
Semua siswa bisa tidak lulus UN

- Premis minor
Arga adalah seorang siswa

- Konklusi
Arga bisa tidak lulus UN



Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

Salah nalar adalah gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.

Jenis-jenis salah nalar :
1. Deduksi yang salah : Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
contoh :
- Semua siswa akan lulus bila belajar dengan tekun.
2. Generalisasi terlalu luas
Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh :
- Anak-anak tidak boleh bermain di taman karena di taman banyak bunga.
3. Pemilihan terbatas pada dua alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh :
- Kiran menuduh adiknya yang memecahkan kaca agar ia tidak dimarahi ibunya.
4. Penyebab Salah Nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh:
- Haryo menjadi kaya raya setelah rajin berziarah ke makam buyutnya.
5. Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh:
- Walaupun dia lulusan universitas negeri terbaik ia tidak dapat mengerjakan tugas dengan baik.
6. Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh:
- Penarikan uang kas RT tidak berjalan dengan baik karena RTnya bukan orang yang berkecukupan.
7. Meniru-niru yang sudah ada
Salah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu hal dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu.
Contoh:
- Anak-anak sekolah zaman sekarang banyak yang menggunakan rok seragam di atas lutut karena artis yang mereka kagumi menggunakannya juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar